Network
HALOYOUTH - Untuk kedua kalinya secara beruntun, Timnas Jerman harus pulang lebih awal dari Piala Dunia.
Setelah hancur di babak fase grup Piala Dunia 2018, kini Jerman juga harus merasakan hal yang sama di Piala Dunia Qatar 2022.
Tersingkirnya Jerman di Piala Dunia Qatar 2022 tentu menjadi bukti betapa tragisnya mereka di turnamen ini.
Baca Juga: Daftar Pencetak Gol Terbanyak Sementara Piala Dunia Qatar 2022
Pasalnya Jerman sendiri merupakan pemegang empat gelar Piala Dunia pada 1954, 1974, 1990 dan 2014.
Der Panzer - julukan Jerman - tiba di Piala Dunia Qatar 2022 dengan melakukan kontroversi.
Mereka merupakan salah satu negara yang paling ngotot mendukung LGBT di Piala Dunia Qatar 2022.
Di mana Qatar sendiri merupakan negara yang sangat anti dengan LGBT mengingat mereka meruakan negara yang menganut syariah sebagai sumber hukum.
Baca Juga: Laga Penentuan Arab Saudi vs Meksiko Demi Lolos 16 Besar Piala Dunia 2022, Akankah Sejarah Terulang?
Oleh karena itu, segala bentuk dukungan terhadap LGBT termasuk berupa simbol-simbolnya mendapat larangan di Qatar.
Namun Jerman yang ngotot untuk memberikan dukungan pada LGBT melakukan pose kontroversial ketika menghadapi Jepang pada pertandingan pertama grup F.
Ketika itu mereka melakukan pose menutup mulut yang ternyata memiliki arti dibungkamnya hak-hak Asasi Manusia di Qatar termasuk pelarangan LGBT.
Namun perjalanan Jerman di Piala Dunia Qatar 2022 berakhir dengan tragis untuk kedua kalinya.
Kai Havertz Cs harus tumbang dari Jepang dengan skor 1-2 dan ditahan imbang 1-1 Spanyol.
Meski pada pertandingan terakhir mereka meraih kemenangan telak atas Kosta Rika 4-2, namun kemenangan itu tidak ada artinya.
Pasalnya Jepang secara mengejutkan berhasil menumbangkan Spanyol dengan skor 2-1 untuk memimpin puncak klasemen grup F.
Baca Juga: Persiapan Jelang Laga Tunisia vs Prancis di Piala Dunia 2022, Mbappe dkk Terlalu Tangguh?
Sementara Spanyol menampati peringkat kedua di bawah Jepang dengan 4 poin dan memiliki poin yang sama dengan Jerman.
Namun kemenangan Spanyol 7-0 atas Kosta Rika pada pertandingan kedua menguntungkan tim Matador karena mereka unggul agresivitas gol atas Jerman.***
