Dialog Kesangsian Karya Aziz Abdul Gofar

- 5 Agustus 2020, 23:35 WIB
Buku Dialog Kesangsian karya Aziz Abdul Gofar. (Foto: Marina Yuliani/Haloyouth)
Buku Dialog Kesangsian karya Aziz Abdul Gofar. (Foto: Marina Yuliani/Haloyouth) /Marina Yuliani/Haloyouth

HALOYOUTH - Berbicara tentang korupsi yang masih menjadi suatu hal menjalar dan melanda negeri ini telah memunculkan berbagai masalah sosial.

Sejumlah lembaga antikorupsi yang memperkirakan kerugian akibat tindak pidana korupsi setiap tahunnya dapat mencapai angka triliun rupiah.

Namun apabila uang tersebut digunakan untuk rakyat, maka bisa saja biaya untuk bahan pokok tidak akan mahal seperti sekarang ini.

Baca Juga: Punya Masalah dengan Jerawat? Ini 5 Buah dan Sayur yang Dapat Menghilangkannya

Dalam buku Dialog Kesangsian 'Persaksian Puisi Atas Korupsi dan Jiwa-Jiwa yang Sakit' ini, Aziz Abdul Gofar memaparkan dan menggambarkan ungkapan rakyat yang gundah memikirkan bangsanya.

Memikirkan mengapa hukum bisa dibeli, politik mengapa menjadi panglima dalam penguayan para pelaku korupsi dan tokoh agama mengapa banyak yang menjadi tempat pencucian uang hasil korupsi.

Ia mengeluarkan pikiran tersebut ke dalam rangkaian kata yang berbentuk puisi dalam 2 bagian. Bagian pertama bertemakan korupsi yang memiskinkan dan bagian kedua tentang pendidikan kesehatan jiwa.

Baca Juga: Kominfo Buka Layanan Aduan Konten

Kata demi kata dirangkai sedemikian rupa olehnya, karena kata merupakan kekuatan ungkapan yang merefleksikan sebuah nilai. Aziz menyebut kata itu diibaratkan cermin atas pikiran sang pembuat karya.

Selain itu, dalam buku ini dijelaskan bahwa rakyat harus hati-hati dan harus ingat korupsi masih terus menjerat dan membodohi penghuni negeri. 

Baca Juga: Warga Dilarang Menggelar Perlombaan Agustusan, Wali Kota Cimahi: Pasti Mengundang Kerumunan

"Stop Hutang 

Stop hutang

Kencangkan ikat pinggang

Kita tinju penjajahan baru

 

Stop kamuflase

Kebijakan atas nama rakyat

Untuk ngutang dan ngutang

Bakal busuk sebelum kembang

 

Bolehlah investasi

Asal tak bikin ini bangsa rugi

Tapi bukan hutang yang pasti

Baca Juga: Putuskan Pensiun sebagai Pemain Profesional, Real Madrid Sampaikan Penghargaan untuk Iker Casillas

Angka ngutang begitu garang

Tiap kepala menanggung hutang

Kuku-kukunya kian memanjang

Mencengkeram bayi tiap kelahiran

 

Bukan senjata dan tajam pedang

Bukan ancaman atom atau nuklir

Yang merampas mimpi cita-cita

Melainkan hutang menyeramkan

 

Abad-abad berlarian mengajarkan

Hutang juga itu pinjaman lunak

Sama bahayanya dengan sebuah

Rezim otoriterisme yang garang

 Baca Juga: RSUD Sumedang Isolasikan Petugas ICU setelah Dua Perawatnya Positif Covid-19

Ingat pula pada Pesisir Afrika

Lumpuh dan meradang hutang

Maka terbukalah itu gerbang

Menuju tepat di jantung benua

Wajah alam pun hilang manusia

Bukan bersebab gurun dan udara

Tetapi kekuatan dari dunia entah

 

Tengoklah pula Amerika Selatan

Tambang dan isi bumi tak terbilang

Tetapi kebijakan yang suka ngutang

Merampas kekuatan untuk mandiri

 Baca Juga: Merasa Masih Miliki Kekurangan, Manchester City Ingin Datangkan Lagi Pemain

Tetapi akhirnya jangan lupa diri

Selamatkan bangsa ini dari hutang

Apalah artinya swasembada pangan

Jika benihnya menumbuhkan hutang"

Karya: Aziz Abdul Gofar.***

Editor: Fauzian Ahmad


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x