HALOYOUTH - Berbicara tentang korupsi yang masih menjadi suatu hal menjalar dan melanda negeri ini telah memunculkan berbagai masalah sosial.
Sejumlah lembaga antikorupsi yang memperkirakan kerugian akibat tindak pidana korupsi setiap tahunnya dapat mencapai angka triliun rupiah.
Namun apabila uang tersebut digunakan untuk rakyat, maka bisa saja biaya untuk bahan pokok tidak akan mahal seperti sekarang ini.
Baca Juga: Punya Masalah dengan Jerawat? Ini 5 Buah dan Sayur yang Dapat Menghilangkannya
Dalam buku Dialog Kesangsian 'Persaksian Puisi Atas Korupsi dan Jiwa-Jiwa yang Sakit' ini, Aziz Abdul Gofar memaparkan dan menggambarkan ungkapan rakyat yang gundah memikirkan bangsanya.
Memikirkan mengapa hukum bisa dibeli, politik mengapa menjadi panglima dalam penguayan para pelaku korupsi dan tokoh agama mengapa banyak yang menjadi tempat pencucian uang hasil korupsi.
Ia mengeluarkan pikiran tersebut ke dalam rangkaian kata yang berbentuk puisi dalam 2 bagian. Bagian pertama bertemakan korupsi yang memiskinkan dan bagian kedua tentang pendidikan kesehatan jiwa.
Baca Juga: Kominfo Buka Layanan Aduan Konten
Kata demi kata dirangkai sedemikian rupa olehnya, karena kata merupakan kekuatan ungkapan yang merefleksikan sebuah nilai. Aziz menyebut kata itu diibaratkan cermin atas pikiran sang pembuat karya.
Selain itu, dalam buku ini dijelaskan bahwa rakyat harus hati-hati dan harus ingat korupsi masih terus menjerat dan membodohi penghuni negeri.
Baca Juga: Warga Dilarang Menggelar Perlombaan Agustusan, Wali Kota Cimahi: Pasti Mengundang Kerumunan
"Stop Hutang
Stop hutang
Kencangkan ikat pinggang
Kita tinju penjajahan baru
Stop kamuflase
Kebijakan atas nama rakyat
Untuk ngutang dan ngutang
Bakal busuk sebelum kembang
Bolehlah investasi
Asal tak bikin ini bangsa rugi
Tapi bukan hutang yang pasti
Baca Juga: Putuskan Pensiun sebagai Pemain Profesional, Real Madrid Sampaikan Penghargaan untuk Iker Casillas
Angka ngutang begitu garang
Tiap kepala menanggung hutang
Kuku-kukunya kian memanjang
Mencengkeram bayi tiap kelahiran
Bukan senjata dan tajam pedang
Bukan ancaman atom atau nuklir
Yang merampas mimpi cita-cita
Melainkan hutang menyeramkan
Abad-abad berlarian mengajarkan
Hutang juga itu pinjaman lunak
Sama bahayanya dengan sebuah
Rezim otoriterisme yang garang
Baca Juga: RSUD Sumedang Isolasikan Petugas ICU setelah Dua Perawatnya Positif Covid-19
Ingat pula pada Pesisir Afrika
Lumpuh dan meradang hutang
Maka terbukalah itu gerbang
Menuju tepat di jantung benua
Wajah alam pun hilang manusia
Bukan bersebab gurun dan udara
Tetapi kekuatan dari dunia entah
Tengoklah pula Amerika Selatan
Tambang dan isi bumi tak terbilang
Tetapi kebijakan yang suka ngutang
Merampas kekuatan untuk mandiri
Baca Juga: Merasa Masih Miliki Kekurangan, Manchester City Ingin Datangkan Lagi Pemain
Tetapi akhirnya jangan lupa diri
Selamatkan bangsa ini dari hutang
Apalah artinya swasembada pangan
Jika benihnya menumbuhkan hutang"
Karya: Aziz Abdul Gofar.***