Misteri Penyebab Ledakan Maut di Libanon

6 Agustus 2020, 18:55 WIB
Kondisi Ibu Kota Beirut, Lebanon setelah terjadi ledakan dahsyat. //AP News//

HALOYOUTH - Ledakan di Beirut, Libanon menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai 5000 orang lainnya.
Dilansir dari al Jazeera, Kabinet Libanon mengumumkan kondisi darurat selama dua minggu di ibu kota dan menyerahkan kendali keamanan pada militer.

Baca Juga: Berupaya Hilangkan Disinformasi, Google Hapus 2.500 Channel YouTube

Berbagai dugaan muncul mengenai penyebab ledakan besar tersebut di antaranya;

Dilansir dari Washington post, Presiden Amerika Donald Trump mengatakan ledakan itu adalah
“serangan mengerikan”, tetapi belum ada bukti bahwa ledakan itu sengaja dilakukan.

Dilansir dari Anadolu Agency, para pejabat Israel dan Hizbullah kompak membantah tuduhan bahwa ledakan di Beirut adalah serangan Israel pada gudang senjata mereka sendiri.

Presiden Libanon, Michel Aoun mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di sebuah gudang.

Dilansir dari BBC.com Kepala Bea Cukai Badri Daher mengatakan, kepada media lokal bahwa lembaganya telah menyerukan agar amonium nitrat disingkirkan.

Baca Juga: Uji Klinis Tahap ketiga Vaksin COVID-19 Dimulai Hari Ini

“Ini tidak terjadi, dan kami menyerahkannya kepada para ahli untuk menentukan alasannya”, demikian ucap Badri dikutip dari BBC.com

Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian dan sebagai bahan peledak.

Kemudian lansir dari The Guardian, diperkirakan bahan tersebut tiba di Libanon pada tahun 2013 dan terbengkalai.

Selanjutnya dikutip dari Fobres, bahwa ledakan yang terjadi di Beirut memiliki kemiripan dengan bencana Texas City tahun 1947, yaitu sebuah kecelakaan industri paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.

Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai aditif untuk pupuk, membantu tanah yang kekurangan nitrogen.

Selain itu amonium nitrat bisa juga digunakan sebagai bahan peledak. Amonium nitrat biasanya dicampur dengan bahan bakar minyak untuk membuat ANFO (Amonium Nitrat Bahan Bakar Minyak).

Campuran ini jauh lebih kuat daripada peledak modern seperti C4, tetapi sangat murah untuk diproduksi.

Amonium nitrat sebagai pupuk adalah pembawa kehidupan, tetapi ANFO dapat menjadi pembawa kematian.

Baca Juga: Dialog Kesangsian Karya Aziz Abdul Gofar

Pada tahun 1995, Timothy McVeigh melakukan pemboman Oklahoma City, dia tidak bisa mendapatkan hidrazin, bahan peledak pilihannya atau jumlah TNT yang cukup.

Akhirnya ia meggunakan amonium nitrat sebanyak 5000 pon, karena ulahnya Timothy menewaskan 168 orang.

Tragedi serupa dengan ledakan Beirut pun pernah terjadi pada tahun 1921 di Oppau Jerman, ketika sebuah pabrik kimia BASF yang berisi lebih dari 4000 ton amonium nitrat meledak.

Ledakan itu menewaskan 500 orang dan menghancurkan pabrik bersama sebagian besar Oppau dan terdengar di Munich hampir 200 mil jauhnya. ***

Editor: Alvin Aditya Saputra

Sumber: The Guardian Washington Post Forbes Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler