Review Film Yuni, Sebuah Refleksi Pembebasan Perempuan dari Budaya Patriarki

- 10 Desember 2021, 13:24 WIB
Review Film Yuni, Sebuah Refleksi Pembebasan Diri (Perempuan) dari Budaya Patriarki
Review Film Yuni, Sebuah Refleksi Pembebasan Diri (Perempuan) dari Budaya Patriarki /Instagram @fourcoloursfilms/

HALOYOUTH – Film Yuni merupakan salah satu film yang ditunggu oleh para penikmat film tanah air, film yang di sutradarai oleh Kamila Andini ini telah tayang pada Hari Kamis 9 Desember 2021 dan telah sukses mendapatkan banyak penghargaan.

Di Festival Film Internasional Toronto, Film Yuni telah masuk dalam seleksi Oscar 2020, dan panen 14 nominasi Piala Citra termasuk Film Terbaik. Begitu juga dengan Aktor Pemeran Yuni Arawinda Kirana Juga sukses mendapatkan penghargaan di Asian World Film Festival 2021 di Los Angeles.

Film ini berkisah tentang seorang remaja perempuan bernama Yuni yang tengah menempuh pendidikan di sekolah, sebentar lagi ia akan lulus dan berniat untuk melanjutkan pendidikanya ke bangku kuliah. 

Yuni merupakan gadis berbakat yang mempunyai impian untuk tetap bisa melanjutkan pendidikanya kebangku kuliah, Yuni juga telah dilirik oleh Ibu Lies yang diperankan oleh Marissa Anita yang mencoba membantunya untuk bisa melanjutkan kuliah dengan beasiswa.

Baca Juga: SMTOWN 2022: SMCU EXPRESS Proyek SM Entertainment

Yuni merupakan siswi yang pintar, kecuali dalam pelajaran bahasa Indonesia saja dirinya kurang mendapatkan nilai bagus, sehingga Pak Damar yang diperankan oleh Dimas Aditya dalam film ini memberinya banyak tugas.

Melihat hal seperti itu, Yuni mendapat bantuan dari adik kelasnya yang bernama Yoga yang diperankan oleh Kevin Ardilova, dan ternyata diam-diam Yoga mengagumi sosok Yuni.

Yuni juga merupakan perempuan yang menyukai warna ungu, saking sukanya terhadap warna ungu ia bahkan mengambil barang orang lain yang berwarna ungu.  

Sosok Yuni ternyata menjadi daya tarik khusus bagi beberapa pria.  Karena itu pula banyak pria yang menyukainya, bahkan ia sampai dilamar oleh dua orang pria. Mitos yang berkembang kalau perempuan sudah menolak lamaran sebanyak dua kali, maka ia tidak akan menikah selamanya.

Halaman:

Editor: Adi Riyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah