Profil dan Biografi Sutan Sjahrir: Bung Kecil yang Pandai Berdiplomasi

- 10 November 2023, 15:25 WIB
Profil dan Biografi Sutan Sjahrir: Bung Kecil yang Pandai Berdiplomasi
Profil dan Biografi Sutan Sjahrir: Bung Kecil yang Pandai Berdiplomasi /Tangkap layar Youtube.com/HIMATERS UNS/

Mendirikan Tjahja Volksuniversiteit atau Cahaya Universitas Rakyat yang ia biayai sendiri lewat setiap pementasan teater yang ia helat semasa AMS.

Masuk ke dalam sepuluh orang penggagas berdirinya himpunan Jong Indonesie yang kelak berganti nama jadi Pemuda Indonesia. Himpunan tersebut nantinya akan menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia yang mencetuskan Sumpah Pemuda.

Menjadi sekretaris Perhimpunan Indonesia di Belanda yang dipimpin oleh Mohammad Hatta. Masuk ke Partai Nasional Indonesia Baru (PNI Baru) saat kembali ke Indonesia pada tahun 1931. Setahun setelahnya, ia pun menjadi pemimpin partai tersebut.

Pada masa pendudukan Jepang, Sjahrir membangun suatu jaringan gerakan bawah tanah anti-fasis. Ia juga mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, bahkan ia mengajak beberapa pemuda lainnya untuk menculik kedua sosok tersebut pada 16 Agustus 1945.

Menjadi Perdana Menteri dan Langkah-Langkah Diplomasi

Pada 2 Oktober 1946, Sutan Sjahrir ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Presiden Soekarno. Selama menjadi Perdana Menteri, Sjahrir banyak melakukan langkah diplomasi yang membantu perjuangan Indonesia, terutama di ranah internasional.

Langkah-langkah Diplomasi:

1. Menjadi perwakilan indonesia pada Perundingan Linggarjati pada 11 November 1946. Perundingan tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan, salah satunya adalah pengakuan Belanda secara de facto terhadap wilayah Republik Indonesia yang mencakup Pulau Jawa, Sumatera, dan Madura.

2. Melakukan Diplomasi Beras ke India pada Mei 1946, dimana diplomasi itu bertujuan untuk menarik simpati masyarakat India terhadap perjuangan rakyat Indonesia.

3. Menjadi wakil Indonesia pada Konferensi Hubungan Asia di New Delhi pada 23 Maret - 2 April 1947. Pada konferensi itu, Sjahrir menceritakan sejumlah permasalahan yang dialami Indonesia saat Belanda ingin menjajah kembali. Cara ini dilakukan supaya negara-negara Asia lainnya bersimpati terhadap Indonesia.

4.Menjadi delegasi Indonesia pada sidang PBB di Lake Success, New York, Amerika Serikat. Pada sidang tersebut, Sjahrir memberikan pidato tentang Indonesia yang memiliki peradaban panjang. Pidato itu membuat hampir semua peserta sidang takjub dan bahkan pidatonya dimuat dalam The New York Herald Tribune.

Halaman:

Editor: Nurhendra Wibowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah