Kisah Inspiratif antara Guru dan Seorang Sarjana, Akibat Telalu Cepat Menilai Orang Lain

20 September 2021, 14:20 WIB
Ilustrasi /Tima Miroshnichenko/Pexels/

HALOYOUTH - Ungkapan Don't judge book by its cover sangat cocok bagi kamu yang terlalu cepat menilai orang lain. Sangat berbahaya sekali jika kamu menilai seseorang terlalu cepat, walau penilaianmu itu tepat.

Lihat dan perhatikanlah dirimu sendiri sebelum menilai orang lain.

Tentu, kamu sangat kesal sekali jika orang lain itu menilaimu terlalu cepat, apalagi jika penilaiannya sangat meleset. Maka dari itu, jangan menilai orang lain terlalu cepat.

Berbicara tentang menjudge orang lain dengan tergesa-gesa, ada kisah yang sangat menarik sekali untuk disimak, seperti yang dikisahkan di dalam buku kisah seribu satu malam. Berikut kisahnya.

Baca Juga: Terungkap! 9 Tanda Orang Ini Pantas untuk Dipertahankan dalam Hubungan Percintaan

Dahulu kala, seorang guru pria yang sedang mengajar anak-anak didatangi seorang sarjana. Ia membahas berbagai macam ilmu dengan guru anak-anak tersebut.

Dari pembicaraannya, ia menyimpulkan bahwa guru itu sangat ahli dalam bidang Teologi, ahli tata bahasa, Filologi, seorang penyair yang ahli, orang yang cerdas, sopan, dan bertutur kata baik.

Ia heran, bagaimana bisa seorang guru anak-anak begitu sempurna akalnya, ia sangat mengaguminya. Saat hendak pergi, sang guru anak-anak itu berkata "Engkau adalah tamuku malam ini"

Setibanya di rumah, ia disuguhi berbagai macam makanan dan minuman, untuk mereka makan sambil berbincang-bincang.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Terkenal Memiliki Gairah Seksual Tinggi, Ada Pisces Hingga Scorpio!

Makin kagumlah ia dengan pengetahuan si guru itu.

Mereka asik berbincang hingga sepertiga malam, si tuan rumah menggelar tempat tidur untuknya.

Si guru itu segera masuk ke kamar istri-istrinya untuk beristirahat.

Si sarjana itu hendak memejamkan mata, namun terdengar jeritan ketakutan para istri si guru anak-anak tersebut.

Ia lantas menuju kamar si guru tersebut dan menanyakan apa yang terjadi, para istri pun menjawab:

"Sesuatu yang mengerikan telah menimpa Syekh dan ia sedang menghembuskan napas terakhirnya"

Ia segera mendatangi si guru tersebut dan melihat begitu banyak darah yang mengalir dari tubuhnya.

Baca Juga: Kisah Seorang Ibu di London Tidur dengan Bayinya yang Sudah Meninggal Selama Satu Bulan

Ia memercikan air ke muka si guru tersebut, kemudian guru tersebut langsung bangun.

Ia langsung bertanya "Apa yang telah menimpamu? saat kau meninggalkanku ke kamar, engkau masih begitu sehat bugar."

Guru tersebut menjawab "Wahai Saudaraku! setelah aku meninggalkanmu, aku duduk merenungkan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa dan berkata pada diriku: sang Pemilik Keagungan telah membuat tangan untuk menggenggam, kaki untuk berjalan, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan alat kelamin untuk berkembang biak, dan begitu pula bagian lain dari tubuh, kecuali dua buah zakar, mereka tidak memiliki kegunaan. karena itu, aku memotongnya dengan silet dan terjadilah keadaanku ini seperti yang engkau lihat"

Baca Juga: Kisah Inspiratif Imam Syafi'i dan Imam Malik, Adu Pendapat Tentang Cara Allah Memberi Rizki Kepada Hamba-Nya

Malam itu, tamu tersebut pergi meninggalkan tuan rumah sembari berkata"

"Benar kata orang, sungguh tak ada guru sekolah yang mengajar anak-anak agar bisa berpikir sempurna, meski ia tahu segala rupa ilmu pengetahuan,"

Dari kisah tersebut, si Sarjana sangat kecewa sekali dengan penilaiannya.

Ia sangat mengagumi si Guru tersebut, namun tidak sampai satu hari, kekagumannya runtuh seketika. Si Sarjana sangat kecewa dengan dirinya sendiri.

Kamu pastinya tak ingin jadi seperti sarjana itu kan? Orang yang terlalu kagum, seketika menjadi orang yang sangat kecewa bahkan sangat benci. Yuk kita mulai dari diri kita sendiri sebelum menilai orang lain.

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler