Teks Ceramah Singkat Kultum Ramadhan 2022: Sambungan Tentang Keistimewaan bulan Ramadhan Part 2

7 April 2022, 14:15 WIB
Berikut ini naskah kultum Ramadhan 2022 singkat berjudul keistimewaan bulan Ramadhan. /Pexels.com/Iva Prime

 

HALOYOUTH - Teks ceramah singkat Ramadhan 2022 atau pada shalat tarawih sambungan isi ceramah yang sebelumnya pada part 1.

Teks ceramah ini untuk dibacakan bagi kamu yang belum memiliki materi cocok untuk disampaikan kepada jamaah atau masyarakat sekitar.

Ceramah pada bulan Ramadhan ini tentunya kerap ditemui di berbagai tempat ibadah, seperti masjid, surau, hingga pondok-pondok.

Baca Juga: Pahala Beribadah 200 Tahun, Inilah Keutamaan dan Pahala Puasa Hari ke 14 Di Bulan Suci Ramadhan

Penting bagi kamu umat muslim untuk terus mendapatkan ceramah. Terlebih jika kamu adalah seorang penceramah dan diminta untuk membagikan sebuah kultum singkat oleh masyarakat.

Berikut ini contoh teks ceramah singkat Ramadhan tentang keistimewaan dan kemuliaan di bulan suci Ramadhan

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah, Assalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ala alihi wasohbihi wa mawwalah. Asyahu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.

Qolallahu ta’ala fi kitabihil kariim. A’udzubillahiminas-syaitonirrojim, bismillahirrohmaanirrohim. Yaaaaa ayyuhalladziina aamanu kutiba ‘alaikumus-shiyaamu kama kutiba ‘alalladziina min qoblikum la’allakum tattaquun.

Baca Juga: Teks Ceramah Singkat untuk Kultum Ramadhan 2022 Tentang Keistimewaan pada Bulan Ramadhan

Sambungan ceramah keistimewaan bulan Ramadhan

Perlu kita sadari, syahwat akan selalu menjadi ancaman dalan diri kita selama hayat dikandung badan. Sebab itu, kita harus mampu memenej syahwat secara benar, maksimal dan berkesinambungan.

Agar kita mampu memenejejnya, di antaranya, Allah syari‟atkan pada kita kewajiban mengikuti Training Manajemen Syahwat sebulan dalam setahun. Artinya, seperduabelas (1/12) dari umur kita, khususnya sejak remaja (mukallaf) kita habiskan untuk mengikuti Training Manajemen Syahwat.

Subhanallah… Pantas jika target utama shaum Ramadhan itu adalah agar kita meraih derajat tertinggi di sisi-Nya, yakni taqwallah… Artinya, mampu memenej semua aktivitas kehidupan dunia sementara ini sesuai sistem Allah, berpatokan pada halal dan haram yang ditentukan Allah serta terlepas dari tipu daya dunia dan syahwat yang menjerumuskan…

Baca Juga: Hukum dan Syarat Mewarnai Rambut dalam Islam

Agar Training Manajemen Syahwat yang diwajibkan selama bulan Ramadhan berkelanjutan sepanjang tahun, maka Rasulullah Saw. membuka peluang training yang sama di hari-hari setelah Ramadhan. Di antaranya, 6 hari di bulan Syawal, mingguan (Senin dan Kamis), bulanan (ayyamul bidh yakni tgl 13, 14 dan 15 setiap bulan Hijriyah), hari Arofah, 10 Muharrom, shiyam Daud (sehari shaum dan sehari berbuka) dan sebagainya.

Orang-orang yang menjalankan dan mengikuti Training Manajemen Syahwat Ramadhan seperti yang disunnahkan Rasul Saw - secara baik dan maksimal pasti merasakan berbagai manfaatnya dalam kehidupan di dunia, khususnya dalam memenej syahwat secara efektif dan luar biasa.

Sebab itu, kebiasaan (habit) dan prilaku hidup di bulan Ramadhan akan mampu mereka teruskan
di luar bulan Rmadhan yakni, sampai bertemu Ramadhan berikutnya. Amat disayangkan bahwa fenomena umum yang muncul dalam masyarakat kita menunjukkan Ramadhan dengan segala keagungan, pesona dan keistimewaannya tidak lebih dari bulan musiman. Musim beramai-ramai ke Masjid, khususnya shalat taraweh. Itupun hanya di hari-hari pertama dan tak bertahan sampai akhir Ramadhan.

Baca Juga: Apakah Masih Boleh Makan Ketika Sudah Imsak? Begini Penjelasannya

Musim kreatifitas seni dan budaya yang bernuansa Islam, baik lagu maupun yang yang lain. Musim pengajian, ceramah dan siaran Islam, kendati sebagiannya terkesan dipaksakan dan
melanggar nilai-nilai Islam itu sendiri. Musim menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Namun setelah Ramadhan usai, usai pula kebiasaan baik tersebut sehingga jumlah fakir miskin semakin bertambah.

Ramadhan juga musim mendekatkan diri pada Allah dengan berbagai ibadah. Namun setelah
Ramadhan pergi, kitapun menjauh dari Allah dan bahkan tak jarang melupakan-Nya. Pokoknya, Ramadhan usai, usai pula semua bentuk ketaatan, ibadah dan kebaikan tersebut.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi ialah, Ramadhan dijadikan musim berlomba-lomba mengumpulkan dan memuaskan syahwat makan dan minum. Bulan berlomba-lomba belanja makanan, pakaian dan kendaraan dengan alasan untuk pulang kampung.

Baca Juga: Kumpulan Bacaan Niat Bayar Zakat di Bulan Ramadhan, Lengkap dengan Arab, Latin Beserta Artinya

Akibatnya, untuk mendapat apa yang diinginkan apapun dilakukan tanpa melihat kebersihan sumbernya. Bahkan ada pula dengan niat yang tidak baik seperti yang diceritakan salah seorang sopir taxi di mana tetangganya sengaja mengkredit motor untuk dibawa mudik lebaran dengan niat nganplang.

Begitu pula yang dilakukan sebagian pejabat dan politisi, kendati dengan cara yang berbeda. Yang penting mudik lebaran dengan kendaraan baru. Fenomena lain yang tak kalah mengkhawatirkan, berbagai kebaikan dan ketaatan yang dilakukan di bulan Ramadhan hanya sebatas formalitas dan tak jarang pula dimanfaatkan sebagai peluang bisnis mencari kekayaan.

Nampak dengan jelas berbagai ketaatan dan kebaikan yang dilakukan belum sampai kepada suatu kesadaran yang datang dari lubuk hati yang dalam (ikhlas karena Allah) serta didasari pemahaman yang benar akan inti, hakikat dan aturan main Ramdahan sehingga menjadi habit (kebiasaan) yang berlanjut setelah Ramadhan usai; sampai bertemu Ramadhan berikutnya. Jika demikian halnya, pantaslah jika syahwat menjadi masalah besar dalam hidup kita. Prilaku buruk seperti, suka berbohong, bergunjing, hasad (dengki), tamak (rakus) pada pernik-pernik duniawi, menipu, curang, berzina, tidak bisa wara‟ (menjaga diri dari makanan dan minuman yang haram dan syubhat), korupsi serta berbagai bentuk kriminal dan amoral lainnya kambuh dan tumbuh subur kembali setelah Ramadhan usai.

Baca Juga: Keutamaan dan Pahala Puasa Hari ke 13 Di Bulan Suci Ramadhan: Dicatat Pahalanya Seperti Pahala Penduduk Makkah

Karena pada kenyataannya, di bulan Ramadhanlah kita sirami syahwat kita dengan berbagai pupuk yang membuat syahwat menjadi tumbuh subur dalam diri kita. Di bulan Ramadhan kita manjakan syahwat makan, minum, pakaian, tempat tinggal, uang, kendaraan dan berbagai bentuk syahwat angan-angan duniawi lainnya. Akirnya yang tumbuh dan berkembang di bulan yang penuh berkah ini adalah syahwat duniawi, bukannya ketaqwaan pada Allah, kerinduan bertemu dengan-Nya yang menjadi target utama disyaria‟tkannya ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadhan (QS. Al-Baqoroh : 183).

Akibat negatif lain ialah living cost (biaya hidup) kita menjadi sangat tinggi di bulan Ramadhan. Kebutuhan makanan, pakaian, uang, kendaraan dan sebagainya menjadi meningkat tajam selama bulan Ramadhan. Demand (permintaan) berbagai kebutuhan hidup melonjak tajam sehingga
mengakibatkan harga-harga menjadi membubung tinggi yang berefek langsung terhadap bertambahnya kesulitan hidup puluhan juta saudara-saudara kita yang tidak mampu (fakir miskin). Ditambah lagi dengan tradisi pulang kampung dan pesta lebaran yang membutuhkan biaya yang sangat besar dan menimbulkan berbagai masalah, resiko keamanan dan beban berat dalam hidup kita.

Semua hal tersebut di atas terjadi sebagai akibat kita kurang menghayati hal ihwal seputar ibadah Ramadhan serta pelaksanaannya yang melenceng dari format Training Manajemen Syahwat Ramadhan yang disyaria‟atkan Allah dan Rasul-Nya. Hasilnya sudah dapat dipastikan melenceng pula dari yang ditargetkan Allah dan Rasul-Nya, yakni menggapai taqwallah, rahmat Allah,
maghfirah (ampunan) Allah dan „itqun (selamat) dari ancaman neraka Allah.

Baca Juga: Rekomendasi Nama Bayi Perempuan Islami Bermakna Lembut Seperti Bulan yang Tenang

Atau dengan kata lain, pada kenyataanya, Ramadhan telah menumbuh suburkan syahwat kecintaan duniawi kita. Ramadhan melahirkan berbagai kesulitan dalam hidup kita di dunia dan juga memancing kesulitan hidup akhirat, sebagai akibat penyimpangan kita dalam pelaksanaan ibadah Ramadhan atau tidak optimalnya kita dalam menjalankan dan memanfatkan peluang Tarining Manajemen Syahwat selama Ramadhan.

Tak terasa waktu telah habis hingga akhir ceramah ini. Saya sebagai khatib mohon maaf dengan segala khilaf dan salah kata, semoga apa yang disampaikan pada ceramah ini bisa membawa manfaat bagi kita semua.

Akhirul kalam. Saya akhiri;
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Disclaimer: Artikel ini merupakan sambungan dari artikel sebelumnya tentang teks ceramah keistimewaan bulan suci Ramadhan. atau klik link ini 'Teks Ceramah Singkat untuk Kultum Ramadhan 2022 Tentang Keistimewaan pada Bulan Ramadhan' untuk mengetahui artikel sebelumnya.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Tags

Terkini

Terpopuler