Teks Ceramah Singkat Kultum Ramadhan 2022: Sambungan Tentang Keistimewaan bulan Ramadhan Part 2

- 7 April 2022, 14:15 WIB
Berikut ini naskah kultum Ramadhan 2022 singkat berjudul keistimewaan bulan Ramadhan.
Berikut ini naskah kultum Ramadhan 2022 singkat berjudul keistimewaan bulan Ramadhan. /Pexels.com/Iva Prime

Baca Juga: Apakah Masih Boleh Makan Ketika Sudah Imsak? Begini Penjelasannya

Musim kreatifitas seni dan budaya yang bernuansa Islam, baik lagu maupun yang yang lain. Musim pengajian, ceramah dan siaran Islam, kendati sebagiannya terkesan dipaksakan dan
melanggar nilai-nilai Islam itu sendiri. Musim menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Namun setelah Ramadhan usai, usai pula kebiasaan baik tersebut sehingga jumlah fakir miskin semakin bertambah.

Ramadhan juga musim mendekatkan diri pada Allah dengan berbagai ibadah. Namun setelah
Ramadhan pergi, kitapun menjauh dari Allah dan bahkan tak jarang melupakan-Nya. Pokoknya, Ramadhan usai, usai pula semua bentuk ketaatan, ibadah dan kebaikan tersebut.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi ialah, Ramadhan dijadikan musim berlomba-lomba mengumpulkan dan memuaskan syahwat makan dan minum. Bulan berlomba-lomba belanja makanan, pakaian dan kendaraan dengan alasan untuk pulang kampung.

Baca Juga: Kumpulan Bacaan Niat Bayar Zakat di Bulan Ramadhan, Lengkap dengan Arab, Latin Beserta Artinya

Akibatnya, untuk mendapat apa yang diinginkan apapun dilakukan tanpa melihat kebersihan sumbernya. Bahkan ada pula dengan niat yang tidak baik seperti yang diceritakan salah seorang sopir taxi di mana tetangganya sengaja mengkredit motor untuk dibawa mudik lebaran dengan niat nganplang.

Begitu pula yang dilakukan sebagian pejabat dan politisi, kendati dengan cara yang berbeda. Yang penting mudik lebaran dengan kendaraan baru. Fenomena lain yang tak kalah mengkhawatirkan, berbagai kebaikan dan ketaatan yang dilakukan di bulan Ramadhan hanya sebatas formalitas dan tak jarang pula dimanfaatkan sebagai peluang bisnis mencari kekayaan.

Nampak dengan jelas berbagai ketaatan dan kebaikan yang dilakukan belum sampai kepada suatu kesadaran yang datang dari lubuk hati yang dalam (ikhlas karena Allah) serta didasari pemahaman yang benar akan inti, hakikat dan aturan main Ramdahan sehingga menjadi habit (kebiasaan) yang berlanjut setelah Ramadhan usai; sampai bertemu Ramadhan berikutnya. Jika demikian halnya, pantaslah jika syahwat menjadi masalah besar dalam hidup kita. Prilaku buruk seperti, suka berbohong, bergunjing, hasad (dengki), tamak (rakus) pada pernik-pernik duniawi, menipu, curang, berzina, tidak bisa wara‟ (menjaga diri dari makanan dan minuman yang haram dan syubhat), korupsi serta berbagai bentuk kriminal dan amoral lainnya kambuh dan tumbuh subur kembali setelah Ramadhan usai.

Baca Juga: Keutamaan dan Pahala Puasa Hari ke 13 Di Bulan Suci Ramadhan: Dicatat Pahalanya Seperti Pahala Penduduk Makkah

Karena pada kenyataannya, di bulan Ramadhanlah kita sirami syahwat kita dengan berbagai pupuk yang membuat syahwat menjadi tumbuh subur dalam diri kita. Di bulan Ramadhan kita manjakan syahwat makan, minum, pakaian, tempat tinggal, uang, kendaraan dan berbagai bentuk syahwat angan-angan duniawi lainnya. Akirnya yang tumbuh dan berkembang di bulan yang penuh berkah ini adalah syahwat duniawi, bukannya ketaqwaan pada Allah, kerinduan bertemu dengan-Nya yang menjadi target utama disyaria‟tkannya ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadhan (QS. Al-Baqoroh : 183).

Halaman:

Editor: Nahrul Muhilmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah