Hati-hati saat Berbicara, Islam Melarang Dusta dan Berbohong, Ini Penjelasannya

- 12 Mei 2022, 07:38 WIB
Ilustrasi Bohong. Merinding! Orasi Aktsam bin Shaifi Di Hadapan Raja Kisra Persia: Kebohongan Adalah Lembah Kehancuran
Ilustrasi Bohong. Merinding! Orasi Aktsam bin Shaifi Di Hadapan Raja Kisra Persia: Kebohongan Adalah Lembah Kehancuran /@iwanesjepe

HALOYOUTH - Bohong merupakan sifat yang tidak baik dan nilai dapat merugikan sesama manusia, didalam ajaran Islam berbohong menjadi hal yang dilarang.

Sifat tidak baik dusta atau berbohong adalah perbuatan haram karena dapat menjauhkan keimanan manusia. Agama Islam mengajarkan untuk berkata jujur.

Hukum berbohong didalam agama Islam merupakan dosa beser karena dusta dan bohong merupakan tanda-tanda orang yang munafik. Pengertian bohong atau dusta adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya.

Baca Juga: Nasihat Imam Ghazali! Inilah Sifat Wanita yang Tidak Boleh Dinikahi, Berikut Penjelasannya

hal ini tertera didalam Al-qur'an dan hadist bahwa berbohong termasuk perbuatan yang orang-orang yang tidak beriman. Rasulullah telah menegaskan haramnya perbuatan dusta atau kebohong menjadi salah satu sifat orang munafik.

Perbuatan dusta dan bohong adalah salah satu perbuatan yang dapat merusak dan melenyapkan amal ibadah. Seperti dilansir Haloyouth dari berbagai sumber pada Kamis, 12 Mei 2022.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga walaupun ia salat, puasa, walaupun ia mengira bahwa ia menjadi seorang Muslim, yaitu berdusta saat berbicara, jika berjanji dia ingkar, dan berhianat apabila diberi amanat atau kepercayaan”.

Baca Juga: Segera Hindari! Inilah Penyebab Doamu Belum Terkabulkan,.Simak Penjelasannya

Allah SWT tidak akan mau melihat dan mensucikan mereka yang berbohong dan Allah SWT akan menyiksa mereka dengan siksa yang pedih, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

“Ada tiga golongan di hari kiamat nanti Allah tidak akan melihat dan mensucikan mereka bahkan akan ditimpakan siksaan yang pedih yaitu, orangtua yang berzina, raja yang berdusta, dan fakir yang sombong.” [HR. Muslim].

Ulama besar dari Universitas al-Azhar, Mesir, Sayid Sabiq ketika menukil hadis ini dalam bukunya, Islamuna, ia menjelaskan bahwa iman dan kebiasaan berbohong tidak bisa berkumpul dalam hati seorang Mukmin.

Baca Juga: Tata Cara Sholat Hajat Agar Keinginan Terkabul, Lengkap dengan Doa Setelah Sholat Hajat

Rasulullah SAW berwasiat agar umat Islam memiliki sifat jujur dan menjauhi sifat pembohong. Islam tidak akan tumbuh dan berdiri kokoh dalam pribadi yang tidak jujur.

Rasulullah SAW suatu kali ditanya seorang sahabat, "Mungkinkah seorang Mukmin itu pengecut?"

"Mungkin," jawab Rasulullah.

"Mungkinkah seorang Mukmin itu bakhil (kikir)?"

"Mungkin," jawab Rasulullah lagi.

"Mungkinkah seorang Mukmin itu pembohong?"

Kini Rasulullah menjawab, "Tidak."

Baca Juga: Hati-hati Jika Kamu Mimpi Hewan Ini, Pertanda Musibah Kata Ustadz Khalid Basalamah

Sikap dan sifat pribadi Rasullulah dapat menjadi contoh agar terhindar dari dosa bohong dan dusta dalam menjalankan kehidupan. Nabi Muhammad SAW saat hidup, beliau menjadi pribadi yang jujur, atau al-Amin.

Seperti sabda Rasulullah SAW: "Berpegang teguhlah dengan kebiasaan berkata benar. Sesungguhnya berkata benar mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan ke surga.

Rasulullah SAW mengingatkan: "Berkata benar membawa ketenteraman, sedangkan berbohong menimbulkan ketidak-tenangan."

Baca Juga: Miliki Rahasia Besar! Inilah Keutamaan Menjawab Adzan, Begini Penjelasannya

Seseorang yang selalu berkata benar, maka ia akan dicatat dan ditempatkan di sisi Allah SWT sebagai orang yang benar. Dan jauhilah kebohongan.

Agama Islam menilai suatu kebohongan adalah sumber permasalahan dari segala dosa.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x