HALOYOUTH - Krisis eksistensi pada umumnya terjadi ketika seseorang tumbuh dan berada pada fase dewasa.
Bertambahnya usia diikuti dengan pola pikir yang luas membuat seseorang menanyakan makna hidupnya sendiri.
Transformasi dewasa membawa kita pada rasa gelisah, cemas, takut, merasa tidak tahu arah sehingga pikiran terus menghantui dalam menanyakan keberadaan dan makna diri.
Baca Juga: Prediksi Starting Line Up Brazil vs Kolombia Copa America 2020, Neymar Tak Tergantikan di Lini Depan
Konflik yang terjadi pada internal diri yang membawa seseorang larut dalam kesedihan, kecemasan dan lain sebagainya sehingga sering kali menanyakan eksistensi diri.
1. Kenali penyebab terjadinya Krisis eksistensi diri
Pola pikir yang mendorong seseorang untuk memaknai hidup sehingga muncul pertanyaan pada diri seseorang seperti:
'Untuk apa saya hidup di dunia ini,' 'apa gunanya hidup saya,' 'apa tujuan hidup saya.'
Pertanyaan di atas sering kali memunculkan rasa takut, cemas, depresi dan gelisah secara terus menerus.