Kematian Anak Akibat Covid-19 di Indonesia Semakin Tinggi, Begini Cara Isolasi Mandiri Jika Anak Positif Covid

4 Juli 2021, 14:58 WIB
Ilustrasi anak terpapar Covid-19 /Pixabay/Endho Ratna Fitry

Haloyouth - Kasus positif Covid-19 di Indonesia kian meningkat, data yang dipublikasi oleh Satuan Petugas Penanganan Covid-19 di Indonesia menunjukan 1 dari 8 kasus yang terkonfirmasi Covid adalah anak-anak.

Sebanyak 12,6 persen dari seluruh kasus dan 2.9 persen terjadi pada anak usia 0-5 tahun, kemudian 9,7 persen lainnya menimpa anak usia 6-18 tahun. ini berarti dari dua juta kasus, ada sekitar 250.000 anak yang terjangkit Covid-19.

Peningkatan ini merupakan sumbangan dari klaster keluarga, perilaku orang tua yang tidak mentaati protokol kesehatan dianggap biang keladinya, banyak dari masyarakat kita yang masih mengabaikan anjuran pemerintah untuk tetap mentaati prokes.

Baca Juga: Simak! Profil Lengkap Jane Shalimar Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Covid-19

Angka Kematian Anak Akibat Covid-19 di Indonesia tertinggi di Dunia

Ikatan Doker Indonesia (IDI) menyampaikan bahwa angka kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia hingga mencapai 3-5%, dan separuhnya adalah anak-anak usia balita, seperti yang dikutip Haloyouth dari channel Youtube IDAI pada 4 Juli 2021, angka ini merupakan yang tertinggi di dunia, 

IDAI juga menyebut, data konfirmasi kasus positif pada anak usia 0-18 tahun di Tanah Air mencapai 12,5%. Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi tersebut adalah anak-anak.

Baca Juga: Susu Beruang Diserbu Masyarakat, Benarkah Bisa Menangkal Virus Covid-19? Ini 5 Khasiat Susu Beruang

Fakta ini tentu saja sangat menghawatirkan, para orang tua harus ekstra ketat mengawasi anak-anaknya dan disiplin mentaati protokol kesehatan.

Tanda dan Gejala Covid-19 pada Anak

Varian Covid-19 saat ini mengalami peningkatan kualitas penyebaran, saat pertamakali muncul mungkin tidak terlalu begitu menyeramkan, namun saat ini, riset menunjukan varian ini lebih berbahaya dan bisa menyerang semua orang, termasuk balita dan anak-anak.

Para orang tua juga perlu mengetahui kondisi anak saat ini, jika si anak menderita penyakit bawaan, akan lebih rentan dan berbahaya jika terserang Covid-19, penyakit bawaan anak tersebut diantanya; Jantung, Diabetes, Obesitas, Asma, Penyakit paru kronis, Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik dan lainnya.

Baca Juga: Debat Soal 'Endorse Covid-19' dengan Stevie Item, Akun Instagram Jerinx SID Hilang

Anak-anak yang terkonfirmasi Covid-19, ada yang tanpa gejala dan dengan gejala. Gejalanya mirip seperti orang dewasa, seperti; Batuk dan Pilek, Demam atau meriang, Kesulitan bernapas yang ditandai dengan napas cepat dan sesak napas, Mual atau muntah, Diare, Sakit perut, Sakit kepala, Nyeri otot, Nafsu makan hilang, Kehilangan rasa dan bau, Sakit tenggorokan, Merasa sangat lelah.

Parahnya lagi bisa sampai tangan atau kaki dan kelenjar bengkak. Serta bibir atau wajah membiru.

Bagaimana Cara Merawat Balita dan Anak yang Terjangkit Covid-19?

Sebagai orang tua, tentu saja khawatir jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anaknya, maka, orang tua perlu memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih agar anak tidak merasa sendirian dan tidak semangat saat melakukan isolasi mandiri di rumah, ini juga bagian dari strategi meningkatkan imun si Anak.

Baca Juga: Kenali Gejala Demam Scarlet Pada Balita, Orangtua Harus Waspada

Jika anak terkonfirmasi positif Covid baik melalui tes Swab maupun PCR, usahakan untuk tidak panik dan cemas atau berpikir berlebihan, ini justru bisa menghambat proses penyembuhan anak, dan orang tua juga stres. Berikut, cara yang benar merawat balita dan anak yang kena Covid-19.

1. Lakukan Isolasi mandiri

Bila balita dan anak terserang Covid-19 dengan gejala ringan, sebaiknya melakukan isolasi mandiri di rumah, Isolasi mandiri adalah pilihan terbaik untuk menjauhkan anak dari lingkungan yang tidak sehat, misalnya jika orang tua melakukan isolasi di Rumah Sakit, ini tentu riskan.

2. Tetap patuhi protokol kesehatan

Untuk mengurangi risiko penularan, yang merawat anak cukup satu orang saja. Tidak perlu semua keluarga terlibat secara langsung, mereka bisa memberikan dukunga via telepon, misalnya video call atau mengirim hadiah untuk anak yang sedang diisolasi.

Baca Juga: Simak Tips Menyusui yang Benar dan Aman Bagi Ibu Positif Covid-19

Selain itu, orang tua dan seluruh keluarga dirumah wajib selalu mentaati protokol kesehatan, misalnya melakukan disenfeksi halaman sekitaran rumah, menggunakan masker jika keluar rumah, selalu mencuci tangan dan membawa hand sanitizer.

3. Gunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah

Akan lebih baik jika menggunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah dengan anak yang positif Covid-19, atau sediakan khusus untuk memandikan Anak diruang yang berbeda, untuk menghindari penularan, buatlah semacam kamar mandi darurat yang dikelilingi oleh semacam tirai desinfeksi.

Jika anak masih bayi atau dibawah dua tahun, atau dalam kondisi lain yang tidak memungkinkan untuk kamar terpisah, orang tua boleh menggunakanya secara bersamaan, hanya saja harus rutin disemprot disinfektan Sprei, handuk, masker kain dicuci dengan sabun cuci dan air suhu 60-90 derajat celcius.

Baca Juga: Simak 10 Ciri-ciri Tertular Covid-19 Varian Delta Asal India Yang Jarang Diketahui

Juga bersihkan permukaan kamar mandi yang sering dipegang bersama, seperti gagang pintu, keran, flush toilet, gayung, dan lainnya.

Dan ingat, jangan gunakan alat makan, mandi dan lain-lain bersamaan dengan keluarga lainya.

4. Buka ventilasi atau jendela rumah

Jendela kamar mandi dan kamar tidur yang digunakan bersama harus selalu hangat, serta ruang di rumah lainnya biarkan terbuka. Tujuannya agar sinar matahari bisa masuk dan terjadi pertukaran udara. Virus tidak akan bertahan hidup lama jika diluar inangnya (Tubuh Manusia), akan musnah jika terkena matahari secara langsung.

5. Beri makanan bergizi dan vitamin

Anak harus diberikan makanan bergizi yang mengandung Protein, Karbohidrat, Lemak, mineral, dan vitamin dalam porsi yang seimbang. Lengkapi pula dengan susu, jus, atau buah-buahan dan perbanyak minum air putih.

Baca Juga: Jangan Abaikan, 5 Vitamin dan Mineral Ini Ternyata Sangat Dibutuhkan Wanita lho!

Jika anak masih balita (masih minum ASI), seringlah menyusui. ASI dapat memberi kecukupan nutrisi yang diperlukan bagi bayi serta mengobati Covid-19.

Sediakan pula obat dan vitamin untuk menaikkan imun tubuh anak sesuai dengan resep dokter, jangan mudah percaya pada isu-isu diluar yang belum tentu benar bisa mengobati Covid.

6. Jemur anak setiap pagi

Sinar matahari dari jam 7 hingga 9 pagi dipercaya mampu memberikan banyak manfaat bagi tubuh, karna itu perawatan ini bisa jadi alternatif bagi siapa saja yang terjangkit Covid-19 termasuk bayi dan anak-anak. Sinar matahari bisa meningkatkan kekebala tubuh yang bisa melawan Virus, maka, berjemurlah setiap hari mulai dari jam 7 hingga 9 pagi.

7. Hibur anak dengan kegiatan positif

Disaat-saat seperti ini, kondisi imun anak harus kuat, orang tua bisa memberikan hiburan atau permainan yang menyenangkan yang bisa membuat anak bahagia.

Misalnya dengan membacakan buku cerita, bermain atau menonton TV, main tebak-tebakan dan lainnya. 

Baca Juga: Covid-19 Mengganas hingga Rumah Sakit Tak Sanggup Tampung Pasien, Berikut Tips Agar Tetap Sehat Dimasa Pandemi

8. Terus berkomunikasi dengan anak

Jika orang tua menggunakan ruangan terpisah, usahakan untuk terus menjaga komunikasi dengan anak, bisa melalui telepon, video call, atau seperti menggunakan alat-alat komunikasi buatan agar sekaligus bisa menghibur si Anak.

9. Selalu konsultasi ke dokter

Jika masih ragu atau belum tahu langkah-langkah isolasi mandiri yang benar, orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter. Sambil menjalankan isolasi, orang tua bisa terus memberikan informasi perihal kondisi perkembangan anak.

10. Bawa ke rumah sakit jika kondisi memburuk

Jika kondisi anak semakin parah, misalnya demam yang tak kunjung turun sampai suhu mencapai 38 derajat celcius atau lebih meski sudah diberi paracetamol atau obat penurun panas, lemas atau tidur terus, napas cepat, sesak, kejang, membiru, sampai tak bisa minum, jangan ragu, segera bawa kerumah sakit dengan standar prokes, orang tua bisa memanggil ambulance.

Baca Juga: Tidak Perlu Colok Hidung! Tanpa Tes Antigen, Air Liur Bisa Deteksi Covid -19 Lebih Akurat!

11. Lakukan tes PCR setelah isolasi mandiri selesai

Jika sudah melalukan isolasi mandiri, dan kondisi anak mulai membaik, lakukan sekalilagi tes PCS untuk memastikan kondisi anak benar-benar sembuh. 

Isolasi mandiri setidaknya membutuhkan waktu sebagai berikut:

1. Pasien tanpa gejala = minimal 10 hari setelah swab pertama dengan hasil positif Covid-19

2. Pasien dengan gejala ringan dan sedang = minimal 10 hari sejak muncul gejala + 3 hari bebas gejala terhitung sejak gejala pertama kali muncul

3. Pasien dengan gejala berat: minimal 10 hari + 3 hari tanpa gejala dan 1 kali hasil negatif pada tes PCR.

Baca Juga: Berikut Ini Langkah Tepat Isolasi Mandiri di Rumah Saat Alami Gejala Ringan Covid-19

Beda lagi kalau anak  merasakan gejala Covid-19 lebih dari 10 hari. Ini aturan penerapan isolasi mandirinya ya:

1. Gejala selama 14 hari, isolasi selama 14 hari + 4 hari tanpa gejala = 17 hari terhitung sejak gejala pertama muncul

2. Gejala selama 30 hari, isolasi 30 hari + 3 hari tanpa gejala = 33 hari terhitung sejak gejala pertama muncul.

3. Kalau sudah melewati masa-masa itu, berarti anak sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19, menurut syarat terbaru dari WHO. Jadi, tidak perlu lagi harus tes PCR dua kali berturut-turut dengan hasil negatif seperti aturan sebelumnya.***

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler