Erupsi Gunung Semeru, BNPB: 13 Warga Meninggal Dunia, Puluhan Luka-luka dan Ratusan Lainnya Mengungsi

5 Desember 2021, 12:34 WIB
Ilustrasi: Gunung Semeru keluarkan Awan /@BNPB_Indonesia/Twitter @BNPB_Indonesia

HALOYOUTH – Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu, 04 Desember 2021 telah menyebabkan 13 orang meninggal dunia, 41 Luka-luka dan ratusan lainya mengungsi ke beberapa titik dan tempat yang dirasa cukup aman, menurut BNPB data ini baru bersifat sementara.

Sebagaimana dilansir haloyouth dari BNPB, Abdul Muhari Selaku Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan bahwa dari 13 korban yang meninggal, baru dua orang yang berhasil di identifikasi yang berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan,kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, juga telah mengakibatkan 41 orang mengalami luka-luka, Kebanyakan dari para korban erupsi Gunung Semeru ini terkena luka bakar.

"Dari 13 korban yang meninggal, baru dua orang yang berhasil di identifikasi, dua orang ini berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan Kecamatan Pronojiwo, Selain itu 41 orang lainya mengalami luka-luka, khususnya luka bakar" Kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya

Baca Juga: Kemenangan Ternodai! Marcus Gideon Buka Suara: Saya Sudah Bilang ke Wasit, Tapi...

Menurutnya para korban ini saat ini mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal. Kemudian mereka dirujuk ke RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara, sementara warga luka lainya ditangani pada beberapa fasilitas kesehatan, yaitu 40 orang dirawat di Puskesmas Pasirian, 7 Orang di puskesmas Candipuro, Serta 10 orang lain di Puskesmas Penanggal diantaranya terdapat dua orang ibu hamil.    

Tim Gabungan juga berhasil mengevakuasi warga yang terjebak dikantor pemilik tambang, saat ini warga telah ditempatkan di Pos Curah Kobokan untuk mendapatkan penangan lebih lanjut.

Sebaran awan panas guguran juga berdampak pada dua kecamatan seperti Kecamatan Pronojiwo serta Kecamatan Candipuro dan delapan Kecamatan lainya yang menjadi daerah terdampak abu vulkanik kemudian ratusan wargapun mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman seperti Sekolah, Masjid dan Balai Desa. 

Sebaran awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik serta jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses Penghubung Lumajang dan Malang terputus.

Baca Juga: Bukan Pemerintah, Bos Beras Ini Siapkan Hadiah Rp 500 Juta untuk Atlet Tim Thomas

BPBD Kabupaten Lumajang kemudian menggunakan alat berat wheel loader untuk membuka akses jalan Curah Kobokan sertamelakukan pendataan lanjutan terkat kerugian materil lainya.

Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru saat ini masih dalam status level II atau ‘waspada’

Sedangkan pantauan kondisi udara melalu radar Accuweather udara mencapai tingkat polusi tinggi yang berdampak negatif terhadap kelompok yang masuk dalam kategori rentan seperti lansia, ibu hamil, disabilitas serta anak-anak.

Pantauan secara visual juga pun menunjukan awas panas guguran telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava Gunung Semeru.

BPBD Kabupaten Lumajang menghimbau masyarakat untuk tidak melakuka aktifitas di daerah aliran Sungai Mujur di Curah Kobokan dan daerah aliran sungai lainya yang memungkinkan menjadi tempat aliran guguran awan panas.***

Editor: Adi Riyadi

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler