Junta Militer Gunakan Senapan Granat ke Pengunjuk Rasa, 80 Orang Lebih Tewas

- 11 April 2021, 12:08 WIB
Demonstrasi di Myanmar/Reuters/Athit Perawongmetha
Demonstrasi di Myanmar/Reuters/Athit Perawongmetha /

HALOYOUTH - Ketegangan di Myanmar antara massa pembangkangan sipil dengan Junta Militer masih terus berlanjut. Pasukan keamanan Myanmar mulai menembakkan senapan pelontar granat ke para pengunjuk rasa di sebuah kota dekat Yangon pada Jum'at, 9 April 2021.

Berdasarkan data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, dari peristiwa itu setidaknya telah menewaskan lebih dari 80 orang.

Media berita AAPP dan Myanmar Now mencatat bahwa pada hari Sabtu, sebanyak 82 orang tewas selama protes terhadap kudeta militer 1 Februari di negara tersebut. Penembakan pun dimulai sebelum matahari terbit di hari Jum'at dan berlanjut hingga sore hari.

Seorang demonstran Myanmar Ye Htut mengatakan, militer mulai menembaki, bahkan bayangan sekalipun. Hal itu pun disebut seperti genosida.

“Ini seperti genosida. Mereka menembaki setiap bayangan,” katanya dikutip Haloyouth dari Reuters pada Minggu, 11 April 2021.

Atas peristiwa itu juga banyak penduduk kota melarikan diri. Hingga kini AAPP mencatat jumlah harian pengunjuk rasa yang tewasa sebanyak 618 orang sejak kudeta.

Namun angka tersebut dibantah oleh militer Myanmar, mereka mengatakan kudeta tersebut akibat dari pemilihan pada bulan November yang dimenangkan oleh Partai Aung San Suu Kyi dicurangi. Namun Komisi pemilihan disana telah menolak pernyataan tersebut.

Juru bicara Junta, Mayjen Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers hari Jumat di Ibukota Naypyitaw, pihaknya mencatat hanya 248 orang dan 16 orang polisi yang meninggal pada peristiwa itu. Pihaknya juga membantah tidak ada senjata otomatis yang digunakan oleh pasukan keamanan.***

Editor: Nahrul Muhilmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah