AS Bakal Tarik Pasukan dari Afganistan dan Mengkhiri Perang Selamanya

- 15 April 2021, 10:57 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berencana menarik pasukannya dari Afganistan
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berencana menarik pasukannya dari Afganistan /Twitter @joebiden/

 

HALOYOUTH-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berencana menarik pasukannya dari Afganistan pada 1 Mei mendatang untuk mengakhiri perang perang terpanjang AS sepanjang sejarah. Hal tersebut disampaikan Biden Rabu kemarin, 14 April 2021

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden mengakui bahwa tujuan AS di Afghanistan menjadi "semakin tidak jelas" selama dekade terakhir. Dia menetapkan batas waktu untuk menarik semua pasukan yang berjumlah 2.500 tentara yang tersisa di Afghanistan pada 11 September, tepat 20 tahun setelah serangan Al Qaeda di Amerika Serikat yang memicu perang.

Tetapi dengan menarik diri tanpa kemenangan yang jelas, Amerika Serikat membuka diri terhadap kritik bahwa penarikan tersebut merupakan pengakuan de facto atas kegagalan strategi militer Amerika.

"Dan inilah waktunya untuk mengakhiri perang selama-lamanya," kata Biden.

Perang tersebut telah merenggut nyawa 2.448 anggota tentara Amerika dan menghabiskan sekitar $ 2 triliun. Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada tahun 2011 hingga mencapai 100.000 tentara.

Presiden Demokrat telah menghadapi tenggat waktu penarikan 1 Mei, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Donald Trump, tetapi gagal dilakukan sebelum meninggalkan kantor pada Januari lalu. Sebaliknya, Biden mengatakan penarikan terakhir akan dimulai pada 1 Mei dan berakhir pada 11 September.

“Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republikan. Dua Demokrat, Saya tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima." Tambah Biden

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken Bertemu dengan pejabat NATO di Brussels, dan mengatakan bahwa pasukan asing dibawah komando NATO di Afghanistan akan pergi menyusul intruksi penarikan pasukan AS pada 11 September mendatang.

Blinken juga berbicara melalui telepon dengan panglima militer Pakistan pada Rabu kemarin untuk membahas proses perdamaian, kata sayap media militer Pakistan seperti dikutip halloyouth, Kamis, 15 April 2021.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani melalui cuitan di twitternya mengatakan bahwa dia berbicara dengan Biden dan menghormati keputusan AS. "kami akan bekerja dengan mitra AS kami untuk memastikan transisi yang mulus. Dan kami akan terus bekerja dengan mitra AS / NATO kami dalam upaya perdamaian yang sedang berlangsung." Katanya.

Pertemuan puncak untuk membahas perdamaian tersebut direncanakan mulai tanggal 24 April di Istanbul yang akan melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara Qatar.

Sementara Taliban, yang 2001 silam kekuasaannya digulingkan oleh pasukan pimpinan AS mengatakan tidak akan ambil bagian dalam pertemuan tersebut. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid meminta kepada Amerika Serikat untuk mematuhi kesepakatan yang dicapai kelompok itu dengan pemerintahannya.

"Jika kesepakatan itu dijanjikan, masalah yang tersisa juga akan diselesaikan. Jika tidak ada komitmen untuk kesepakatan yang telah dibuat, masalah pasti akan meningkat." tulis Mujahid di Twitter.

Di Kabul sendiri, ibu kota Afghanistan, para pejabat mengatakan mereka akan melanjutkan pembicaraan damai dan pasukan mereka yang mempertahankan negara.

"Sekarang setelah ada pengumuman penarikan pasukan asing dalam beberapa bulan, kami perlu mencari cara untuk hidup berdampingan, Kami percaya bahwa tidak ada pemenang dalam konflik Afghanistan dan kami berharap Taliban juga menyadarinya." kata Abdullah Abdullah, seorang pejabat tinggi perdamaian dan mantan calon presiden.

Para pejabat AS dapat mengklaim telah menghancurkan kepemimpinan inti al-Qaidah di wilayah itu beberapa tahun lalu, termasuk membunuh bin Laden di negara tetangga Pakistan pada tahun 2011. Tetapi hubungan antara Taliban dan elemen-elemen al-Qaidah tetap ada dan perdamaian serta keamanan akan sulit terjadi.

Presiden AS berturut-turut berusaha untuk melepaskan diri dari Afghanistan, tetapi harapan itu dikacaukan oleh kekhawatiran tentang pasukan keamanan Afghanistan, korupsi endemik di Afghanistan dan ketahanan pemberontakan Taliban yang menikmati tempat berlindung yang aman di seberang perbatasan di Pakistan.

Biden berbicara kepada para kritikus yang berpendapat bahwa waktunya tidak tepat untuk meninggalkan Afghanistan.

“Jadi, kapan saat yang tepat untuk pergi?” Dia bertanya. "Satu tahun lagi? Dua tahun lagi? Sepuluh tahun lagi? ... Tidak sekarang? Begitulah cara kami sampai di sini. ”.***

 

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah