Network
Haloyouth.com - Pekan Olahraga Nasional XX (PON) kembali menuai keritik, akibat menjadikan orang dari luar pribumi menjadi Duta PON XX.
Arie Kriting menyesalkan karna terjadinya appropriasi budaya diajang PON XX, serta mempertanyakan mengapa tidak menjadikan Duta PON XX ini dari orang asli daerah atau pribumi.
"Seharusnya ada Perempuan Papua yang menjadi Duta PON XX Papua, sehingga appropriasi budaya semacam ini tidak terjadi. Nowela Misalnya" ucap Arie Kriting dalam akun Twitter pribadinya @Arie_Kriting.
Baca Juga: Nagita dan Raffi Tuai Kritik karena Jadi Duta PON XX Papua, Begini Komentar Bijak Arie Kriting
Aktor sekaligus Komedian ini kembali mengatakan bahwa sikap untuk menghormati identitas dan eksistensi anak bangsa bisa terwujud seperti di ajang Asian Games 2018 ketika Tiara Ramadhani seorang penyanyi dangdut menjadi Duta Asian Games 2018.
"Kalau alasannya adalah karena pengaruh yang besar dan luas di masyarakat, lalu kenapa untuk event sekelas Asian Games 2018 bisa seperti ini. Ini adalah cara kita bersikap dan menghormati identitas dan eksistensi sesama anak bangsa." Kata Arie.
Arie juga menyingung kemungkinan klarifikasi yang akan dilakukan penyelenggara PON bahwa yang menjadi Duta PON itu adalah Boaz Salossa, Nagita Slavina serta suaminya Raffi Ahmad hanya sekedar menjadi ikon PON XX, namun tetap saja ia menyesali terjadinya Appropriasi karna yang menjadi wajah PON XX di Papua bukanlah wajah perempuan Papua.
Baca Juga: Nagita Slavina Dikritik Jadi Duta PON XX Papua, Veronica Koman: Beginilah Proyek Penjajah
"Mungkin betul, tapi tetap tidak menghindarkan kejadian Cultural Appropriation itu. Pada akhirnya yang menjadi wajah PON Papua, bukan wajah Perempuan Papua." Tutupnya.
