Ngeri! Pakar UGM Beberkan Jakarta Tenggelam 2050 Bukan Mustahil

- 8 Juni 2021, 11:56 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Pexel.com/George Desipris/

 

HALOYOUTH- Prediksi Jakarta bakal tenggelam pada 2050 tidaklah mustahil, sehingga penting bagi para pihak untuk membenahi aspek tata ruang.

Demikian disampailan Hari Wibisono, pakar tata ruang Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin, 7 Juni 2021.

"Saya kira ini bukan sesuatu yang mustahil, tapi keniscayaan yang akan terjadi kalau Jakarta tidak secara cermat melakukan pengelolaan pembangunannya. Ini suatu peringatan yang kita perlu perhatikan," kata Bambang Hari Wibisono seperti dikutip haloyouth.pikiran.rakyat.com dari Antara pada Selasa, 8 Juni 2021.

Baca Juga: Mengenal Sosok Soeharto, Jendral yang Tersenyum dan Otoriter

Prediksi tersebut bermula saat para pakar dan lembaga riset mengemukakan beberapa tahun kedepan Jakarta akan tenggelam.

Prediksi tenggelamnya Kota Jakarta juga datang salah satunya dari Fitch Solutions Country Risk & Industry Research.

Dalam laporan ini, tenggelamnya Jakarta diakibatkan oleh karena sejumlah persoalan yang dihadapi saat ini.

Diketahui sebelumnya, Isu penurunan permukaan tanah sendiri telah menjadi perhatian dari para ahli sejak 10 hingga 15 tahun yang lalu.

Baca Juga: Wow, Sirkuit Kelas Dunia Bakal Dibangun di Pandeglang Banten, Ini Lokasinya

Sehingga dengan mencuatnya issu tersebut penting bagi banyak pihak menjadikan ini sebagai peringatan dan pemerintah Jakarta perlu pula mengambil tindakan.

Menurut Bambang, salah satu hal yang menurutnya penting untuk dilakukan adalah menggunakan instrumen penataan ruang secara ketat.

"Tata ruang harusnya sudah mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang merupakan kawasan budi daya yang bisa dikembangkan dan mana kawasan yang memiliki fungsi lindung," kata dia.

Baca Juga: Hari Laut Sedunia 2021, Inilah 10 Twibbon yang Cocok Untuk Melengkapi Foto

Pembangunan fisik di Jakarta, menurutnya, masih hanya mempertimbangkan soal kapasitas atau daya tampung, namun belum secara serius memikirkan tentang daya dukung.

Di samping kapasitas lahan untuk menampung penduduk dalam jumlah tertentu, menurut dia, hal lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap penduduk untuk memiliki kualitas hidup yang baik.

"Setiap orang tentunya membutuhkan air bersih, listrik, dan input lainnya, sementara dari segi output mereka akan menghasilkan limbah yang harus diolah. Penting untuk diperhatikan apakah Jakarta memiliki kemampuan dalam hal input dan output ini," jelasnya.

Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Hari Laut Sedunia Menarik untuk Caption Medsos

Jumlah penduduk Jakarta telah mencapai lebih dari 10 juta sedangkan luas wilayahnya hanya sebesar 661 kilometer persegi. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi pada kebutuhan ruang serta sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan masyarakat. Padahal, pembangunan fisik memberi beban bagi lahan.

"Dengan dibangun secara fisik itu akan menjadi beban bagi tanah, di pihak lain juga kebutuhan air bersih yang diperlukan masyarakat disedot terus dari bawah permukaan tanah. Lahan manapun pasti akan mengalami suatu penurunan," katanya.

Fenomena-fenomena ini, menurutnya, memicu kekhawatiran para ahli terhadap ancaman tergenangnya Jakarta.

Baca Juga: Pinjam Uang ke Sandiaga Uno, Raffi Ahmad Kena Semprot Netizen

Ia mengatakan idealnya jumlah penduduk di suatu wilayah dibatasi menurut daya dukung dari wilayah tersebut. Namun, dalam kasus Jakarta hal ini menjadi mustahil untuk dilakukan karena daya tarik kota ini masih sangat besar sebagai pusat dari beragam aktivitas.

Meski demikian, menurut Bambang, belum terlambat untuk melakukan intervensi dan langkah nyata untuk mengatasi persoalan ini, dan menghentikan ancaman tenggelamnya Jakarta.

"Semakin lambat mengambil langkah effort-nya pasti akan semakin berat, tetapi tidak ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu," pungkasnya.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah