HALOYOUTH- Hari Lingkungan hidup dan Hari Laut Sedua merupakan momentum besar bagi aktivis untuk mengevaluasi sejuah mana kondisi kelestarian lingungan di Indonesia tak terkecuali Banten.
Sejumlah aktivis lingkungan yang terhimpun dalam Pena Masyarakat merefleksikan momentum ini dengan gelaran aksi teatrikal menggambarkan kerusakan lingkungan hidup di Banten.
Koordiantor Pena Masyarakat, Mad Haer Efendi mengatakan, kerusakan lingkungan terus meluas bahkan baru baru ini tanah sakral adat Baduy dirusak oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab.
Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Hari Laut Sedunia Menarik untuk Caption Medsos
"Kita masih ingat tangisan Aki Pulung (tetua masuarakat Badu) ketika memceritakan adanya kerusakan dihutan larangan Gunung Liman," ujar pria yang karib disapa Aeng kepada wartawan di Kota Serang, Selasa 8 Juni 2021.
"Kerusakan ini karena adanya aktivitas penambangan liar, tangisan Aki Pulung pertanda peringatan bahaya bagi kita semua," imbuhnya.
Menurut Aeng, pengerusakan hutan Kawasan tersebut sama dengan upaya penindasan dan peniadaan kehidupan masyarakat adat Baduy.
Baca Juga: Wow, Sirkuit Kelas Dunia Bakal Dibangun di Pandeglang Banten, Ini Lokasinya
Padahal, dikatakan Aeng, masyarakat adat Baduy punya peran yang sangat krusial sebagai Penjaga Bumi. Kerusakan yang terjadi di wIlayah adat Baduy akan berdampak bukan hanya diwilayah adat tetapi seluruh wilayah Banten hingga Jawa Barat.