Greysia Polii Bongkar Medali Emas Olimpiade Berisi Plastik, Bagaimana Nasib Tiga Medali Leani Ratri Oktila?

7 September 2021, 04:50 WIB
Leani Ratri Oktila menyabet dua medali emas cabor bulutangkis Paralimpiade Tokyo 2020. /npc indonesia

HALOYOUTH - Atlet Parabadminton Indonesia Leani Ratri Oktila baru saja meraih 2 medali emas, dan 1 medali perak di ajang kejuaraan Paralimpiade Tokyo 2020.

Tiga medali itu disumbangkan Leani melalui sektor nomor ganda putri dan nomor ganda campuran raih medali emas, dan perak di nomor tunggal putri SL4.

Sebelum Leani Ratri, ganda putri Indonesia Greysia Polii-Apriyani Rahayu lebih dulu menorehkan medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Kevin Sanjaya Bikin Ulah hingga Ditegur PBSI Gara-Gara Ini: Si Tengil Memanas!

Siapa sangka, medali emas yang mengantarkan Greysia-Apriyani berdiri di podium tertinggi pentas olahraga dunia ternyata isinya bikin geleng-geleng kepala badminton lovers.

Belum lama ini, Greysia Polii membongkar isi medali emas yang diraih di Olimpiade Tokyo 2020. Atlet kelahiran Jakarta ini bercerita bahwa kepingan emas hanya lapisan luarnya saja, sedangkan didalamnya berbahan plastik dan lain-lainnya yang dibentuk menjadi medali.

"Ini itu lapisannya emas, tapi dalamnya kayak plastik segala macam dia bikin biar ada didalamnya," ucap Greysia Polii dikutip Haloyouth.pikiran-rakyat.com dari akun Youtube Boy William pada Selasa 6 September 2021.

Baca Juga: Bukan Natasha Wilona, Ini Deretan Artis Indonesia Favorit Kevin Sanjaya, Siapa Dia?

Baca Juga: Mengenal Febby Valencia: Gantikan Peran Greysia, Temani Apriyani di Simulasi Piala Sudirman Thomas dan Uber

Greysia Polii saat membongkar isi medali emas kala menjadi tamu Boy William di Channel Youtube Nebeng Boy Tangkapan layar YouTube Boy William

Greysia Polii menerangkan bahhwa lapisan emas diluar medali ini berkisar 6 gram sehingga terlihat lebih kecil, "Lapisan emas ini katanya 6 gram," ujar Greysia Polii.

Selain Greysia Polii, atlet China pun mengeluhkan atas kualitas medali Olimpiade Tokyo 2020.

Bukan tanpa sebab, atlet China itu mengungkapkan bahwa medali yang didapatkan mulai terkelupas hingga kilaunya memidar.

Baca Juga: Bikin Syok! Taufik Hidayat Akui Pernah Dimarahi Ayahnya hingga Bawa Golok Gara-gara Main Ini

Baca Juga: Siapa Lebih Kuat? Putri KW Vs Stephanie Widjaja di Simulasi Piala Sudirman Thomas dan Uber 2021

Dirangkum dari berbagai sumber ternyata medali yang dibagikan kepada atlet berprestasi di Olimpiade Tokyo merupakan bentuk inovasi baru.

Mengedepankan semangat berkelanjutan serta ramah lingkungan, medali emas, perak hingga perunggu dibuat dari daur ulang sampah elektronik warga Jepang.

Proyek medali Tokyo 2020 pertama kali dalam sejarah dibuat dari logam daur ulang yang melibatkan warga setempat di Jepang.

Ilustrasi medali dalam Olimpiade Tokyo 2020.* /olympics.com//

Baca Juga: Catat! Info dan Jadwal Simulasi Piala Sudirman 2021, Thomas dan Uber 2020

Japan Mint adalah otoritas yang memproduksi serta mengedarkan Koin di Jepang yang ditunjuk untuk menjalankan proses produksi medali tersebut.

Tercatat, dalam kurun waktu dua tahun, Japan Mint berhasil mengumpulkan 78.985 koin ton perangkat elektronik dari seluruh warga Jepang.

Daur ulang itu menghasilkan 70 pon setara 32 kilogram emas, 7.700 pon setara 3.493 kilogram perak,  dan 4.850 pon setara 2.200 kilogram perunggu. Material itu diolah untuk menghasilkan 5.000 medali Olimpiade Tokyo.

Baca Juga: Tanpa Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan Tumbangkan Marcus-Pramudya Bersama Pasangan Barunya

Elemen emas, perak, dan perunggu dari perangkat itu dilebur untuk mengekstrak logam dasar. Kemudian material ini dibentuk kembali sesuai desain yang dilapisi dengan emas, perak, dan perunggu di permukaan medali.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler