Dihancurkan Indonesia di Final Piala Thomas 2020, China Beri Peringatan, Begini Ancaman Mereka

- 20 Oktober 2021, 06:42 WIB
Indonesia singkirkan China di final Piala Thomas 2020
Indonesia singkirkan China di final Piala Thomas 2020 /Ritzau Scanpix/Reuters

HALOYOUTH - Tim beregu putra China mengalami kegagalan di Piala Thomas 2020 setelah dikalahkan Indonesia di final sehingga rival mereka kini semakin menjauhi perolehan gelar juara menjadi 14 kali.

Kegagalan itu didapatkan setelah ditumbangkan Jonatan Christie CS di partai final pada Minggu, 17 Oktober 2021 di Aarhus, Denmark.

Berstatus sebagai negara unggulan di Piala Thomas 2020, namun China membawa skuad yang didominasi pemain muda, meski begitu negeri tirai bambu masih bisa bersaing dan mengalahkan tim hebat, Jepang di semi final.

Namun ketika bertemu Indonesia di babak final, China harus tumbang dengan skor telak 3-0.

Baca Juga: Ternyata Ini Ranking BWF Muhammad Shohibul Fikri dan Bagas Maulana Penghancur The Minions di Denmark Open

Di pertandingan pertama, China menunkan pemain berusia 24 tahun yang menjadi andalan utama setelah Shi Yu Qi alami cedera, Lu Guang Zu.

Lu Guang Zu sempat memberikan perlawanan sengit, namun Anthony Ginting lebih perkasa dengan memenangkan pertandingan 21-18, 14-21 dan 16-21.

Kemudian dipertandingan kedua, He Ji Ting-Zhao Hao Dong ditaklukan Fajar Alfian-Rian Ardianto dalam dua set langsung 21-12 dan 21-19 sehingga membuat China tertinggal 0-2.

Akhirnya China semakin tertunduk lesu setelah pemain berusia 21 tahun mereka, Li Shi Feng ditaklukan Jonatan Christie meski sempat memberikan harapan pada China setelah memaksa Jojo bemain hingga rubber game.

Baca Juga: Dihantam Fajar/Rian di Final Thomas CUP, Ganda Putra China Ini Enggan Akui Kekalahan, Malah Ngeles Begini!

Namun akhirnya, Li Shi Feng harus menerima kekalahan setelah Jonatan Christie bermain agresif dan mengakhiri pertandingan dengan skor 14-21, 21-18 dan 14-21.

Meski mengalami kekalahan di Piala Thomas 2020, namun China telah berhasil menjuarai dua ajang lainnya yakni Piala Sudirman 2021 dan Piala Uber 2020.

Presiden Asosiasi Bulu Tangkis China Zhang Jun mengatakan bahwa dia “sangat puas dengan kinerja para pemain” selama tiga turnamen yang digelar di Finlandia dan Denmark bulan ini.

Jadwal yang padat membuat mereka memainkan Pertandingan Nasional China setelah Olimpiade Tokyo 2020 sebelum menuju ke Eropa untuk ajang tim bergengsi.

Baca Juga: Kena Semprot! BWF Beri Ucapan Selamat, Badminton Lovers: Jangan So Baik, Kami Menolak Lupa

Mantan juara Olimpiade yang memenangkan emas ganda campuran di Sydney 2000 dan Athena 2004 tersebut mengatakan bahwa aspek fisik, psikologis, teknis dan taktis adalah penyebabnya.

“Mungkin tidak pernah dimainkan seperti ini dalam sejarah. saya telah bermain. Saya pikir aspek fisik, psikologis, teknis, dan taktis para pemain adalah tantangan besar," Kata Zhang Jun seperti dikutip Haloyouth.com dari media Hong Kong, SCMP pada 20 Oktober 2020.

“Selain itu, saya pikir karena sebelum kompetisi ini juga ada Olimpiade (Tokyo) dan (Olimpiade) Nasional, intensitas keseluruhan sangat tinggi.” lanjut Zhang Jun.

Penyebab lainnya, beberapa nama besar tidak membuat perjalanan ke Eropa, termasuk beberapa peraih medali perak Olimpiade dari musim panas ini. Bintang tunggal putra Chen Long, pasangan ganda campuran Zheng Siwei-Huang Yaqiong, dan peraih medali ganda putra Li Junhui dan Liu Yuchen semuanya absen.

Baca Juga: Waduh! Atlet Ini Dilarikan ke RS Karena Otot Tempurung Lututnya Cedera Dislokasi Saat Lakukan Smash

Skuad yang dibawa China adalah tim pria yang lebih muda yang bermain di Piala Thomas, sama seperti tim wanita telah memilih beberapa pemain muda untuk Piala Uber, di mana mereka mengalahkan juara bertahan Jepang di final.

Selain itu, China juga mengalahkan Jepang di Piala Sudirman beregu campuran di Finlandia awal bulan ini.

Zhang mengatakan bahwa tujuan asosiasi itu adalah untuk membantu para pemain muda menjadi lebih baik setelah beberapa jadwal turnamen banyak yang dibatalkan akibat terkena dampak Covid-19 sehingga meminimalkan peluang untuk bersaing.

“Kali ini kami memiliki pemain muda sebagai inti dan keluar untuk bersaing di Piala Thomas, Piala Uber dan Piala Sudirman. Padahal, tujuan utama kami adalah kami masih harus melatih pemain muda kami, karena sudah lebih dari setahun tidak ada kompetisi internasional, " Kata Zhang.

Baca Juga: Leo-Daniel Kembali Naik, Ganda Putra Ini Melesat 24 Strip, Ini Ranking BWF Terbaru Update 19 Oktober 2021

Lebih lanjut pria berusia 43 tahun tersebut ingin membiarkan pemain muda China tumbuh secepat mungkin, namun hanya tim Uber yang tampil lebih baik.

“Saya ingin membiarkan pemain muda kami tumbuh secepat mungkin melalui kompetisi seperti itu, dan kemudian pemain muda kami tampil sangat baik kali ini, terutama tim putri. Saya pikir terutama tim wanita," Ucap Zhang Jun.

Zhang mengatakan itu “menghargai” untuk tim putra juga, saat dia memberi selamat kepada Indonesia karena memperpanjang rekor mereka menjadi 14 kemenangan.

Sebagai penutup, Zhang Jun memberikan lampu kuning sebagai peringatan bahwa mereka akan bekerja keras di Piala Thomas yang akan datang.

Baca Juga: Alami Tragedi Menyakitkan, Jonatan Christie Bangkit di Babak Play-off Thomas Cup Hingga Indonesia Juara

"Selamat kepada tim Indonesia yang telah memenangkan Piala Thomas, tetapi saya percaya bahwa tahun depan, tahun depan akan menjadi Piala Thomas dan Piala Uber lagi. Kami akan terus bekerja keras untuk memenangkan Piala Thomas kembali!," Tutup Zhang Jun.***

Editor: Rifqiyudin

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah