Hal itu disebabkan karena bibit-bibit pemain yang ada jumlahnya tidak sebanyak seperti di tim bulutangkis putra Indonesia.
"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya. Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra,"
"Itulah yang membuat kenapa sampai sekaran di sektor putri sendiri, kita masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan," ujarnya menambahkan.
Senada dengan Susi Susanti, atlet ganda putri Indonesia peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii pun juga memiliki pendapat yang sama.
Lagi-lagi masalah yang terjadi di tim putri adalah perihal regenerasi yang masih belum berjalan dengan baik.
Kemudian selain itu, Greysia pun juga menjelaskan bahwa di internal tim putri, belum terbentuk sebuah ekosistem yang baik, berbeda halnya dengan tim putra yang telah mapan.
Sehingga wajar jika di tim bulutangkis putra, perihal gelar juara, kerap silih berganti tidak hanya didominasi oleh satu pemain atau pasangan saja.
"Ganda putra. Yak, ganda putra itu sudah terbentuk 'eco-system' yang baik sejak dulu dan bibitnya tergolong banya daripada sektor lain di Indonesia. Jadi gak heran, kalau sampai sekarang ganda putra Indonesia yang juara ganti-gantian,"