Blak-blakan! Mulyo Handoyo Buka Suara Usai Kekalahan Tim Putra Indonesia di Thomas Cup 2022 disusul Sea Games

- 18 Mei 2022, 08:40 WIB
Sosok Ini Lahirkan Legenda Bulutangkis Indonesia Taufik Hidayat, Kini Jadi Pelatih di Singapura, Siapa Dia?
Sosok Ini Lahirkan Legenda Bulutangkis Indonesia Taufik Hidayat, Kini Jadi Pelatih di Singapura, Siapa Dia? /Tangapan layar YouTube Arpan Samosir/

HALOYOUTH – Ajang turnamen beregu Thomas dan Uber Cup 2022 memang telah usai digelar. Namun, permasalahan tentang tim putra Indonesia menyisakan kekecewaan mendalam.

Pasalnya, tim putra Indonesia gagal pertahankan gelar, sekaligus Hendra Setiawan dan rekan-rekan gagal mengoleksi tropy Thomas untuk ke 15 kalinya.

Menyakitkannya lagi, Indonesia harus kalah atas tim yang dianggap sebagai tim lemah, India dengan skor 3-0 tanpa balas.

Srikanth Kidambi dan HS Prannoy merupakan dua tunggal putra India yang disorot publik setelah kedua pemain tersebut dikait-kaitkan dengan pelatih Mulyo Handoyo.

Baca Juga: Keok di Thomas Cup, Tim Putra Indonesia Kembali Gagal Raih Emas di SEA Games 2021, Pelatih Salahkan Pemain Ini

Meski Mulyo Handoyo tidak menangani Srikanth Kidambi dan HS Prannoy dan mendampingi mereka disisi lapangan saat mengalahkan Indonesia.

Mantan pelatih Taufik Hidayat itu disebut-sebut adalah orang paling berjasa dibalik suskesnya India meraih gelar pertamanya sepanjang sejarah ajang Thomas Cup.

Srikanth Kidambi dan Prannoy HS  memang tak lepas dari sentuhan tangan dingin dari pelatih spesialis tunggal putra tersebut.

Semasa menangani BAI, Mulyo Handoyo menukangi tunggal putra dan menjadikan mereka monster di depan net. Bahkan, Srikanth Kidambi sempat menduduki peringkat 1 dunia berkat polesan Mulyo Handoyo.

Baca Juga: Ditantang Viktor Axelsen, Syabda Perkasa Belawa Terima Tanpa Ragu, BL Indo: Galak Boss

Melansir dari Antaranews.com. pada Rabu, 18 Mei 2022 Mulyo Handoyo Blak-blakan terkait tungga putra Indonesia dan memberi saran terhadap PBSI agar secara terbuka membina atletnya dengan baik.

Meski begitu, Mulyo Handoyo lebih dulu mengapresiasi perjuangan atlet Indonesia yang menunjukkan usaha luar biasa hingga bisa tembus ke final Piala Thomas 2022.

Sayang, Jonatan Christie, Anthony Ginting dan kawan-kawan kalah dari India yang disebut Mulyo memang tampil dalam performa terbaiknya.

Dalam perbincangan lewat selulernya, Mulyo menyampaikan beberapa catatan yang mungkin bisa menjadi bahan evaluasi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) selaku induk organisasi tepok bulu di Tanah Air.

Baca Juga: Perolehan Poin dan Perubahan Peringkat Usai Thomas Cup 2022, The Daddies Tertinggi, Kevin-Bagas Terendah!

"Harus ada evaluasi secara keseluruhan dengan kekalahan ini (final Piala Thomas 2022). Terutama dalam kaitannya dengan tim. Kalau dilihat dari peringkat, Indonesia lebih diunggulkan. Tetapi, kenapa rasanya seperti terbebani, sehingga tidak maksimal atau tidak konsisten. Harusnya bisa lebih percaya diri," kata Mulyo seperti dilansir Haloyouth.com dari Antara.

Lebih lanjut, Mulyo menegaskan secara pembinaan bahwa Indonesia masih yang terbaik dibandingkan negara lainnya, termasuk India. Terlebih Indonesia memiliki banyak talenta.

"Indonesia punya pelatnas baik dan semuanya baik. Artinya kualitas kepelatihan dan lainnya perlu dievaluasi, karena ini akan menentukan keberhasilan pemain. Talenta kita banyak. Singapura mungkin hanya satu atau dua pemain. Jadi sayang kalau bakat-bakat ini lewat," ujarnya.

Dia menceritakan pengalaman saat menangani Srikanth Kidambi pada 2017 yang diakuinya memiliki bakat yang luar biasa.

Baca Juga: 5 Potret Cantik Pebulutangkis Thuy Linh Nguyen Bikin Meleleh Bela Vietnam di Sea Games 2021, Bungkam Gregoria

Pemain berbakat seperti Kidambi harus ditangain dengan baik dan penyesuaian porsi latiahn yang baik pula.

Terbukti, dalam kurang dari satu tahun, Mulyo sukses membawa Kidambi menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia pada April 2018. Kidambi bukan satu-satunya pemain yang sukses dari tangan dingin Mulyo.

Mantan atlet yang juga legenada Indonesia Taufik Hidayat sukses juga meraih medali emas Olimpiade 2004 di Athena, Yunani berkat tangan dingn Mulyo Handoyo.

Di bawah bimbingan Mulyo Handoyo, pebulu tangkis asal Singapura, Loh Kean Yew juga bisa menjadi atlet terbaik setelah menyabet gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2021 yang berlangsung di Huelva, Spanyol.

Baca Juga: Ditantang Viktor Axelsen, Syabda Perkasa Belawa Terima Tanpa Ragu, BL Indo: Galak Boss

"Pengalaman saat menangani pemain berbakat, satu atau dua tahun itu sudah muncul di level top dunia. Misalnya Taufik atau Srikanth (Kidambi) yang dalam satu tahun naik ke posisi teratas, meski pun ketika saya tangani dia tidak di posisi nol," kata Mulyo seraya bercerita

"Saya datang ke India ketika Srikanth berada di peringkat 40-an. Tidak sampai satu tahun, dia bisa posisi satu atau dua dunia. Karena memang dia berbakat. Indonesia punya banyak atlet berbakat," ujar Mulyo menambahkan.

Mulyo Handoyo juga meminta kepada PBSI agar membuka diri terhadap para atletnya. Mengingat, Indonesia adalah gudangnya atlet-atlet berbakat.

"Saya pernah berbicara ke beberapa orang di PP PBSI, tapi tidak ada tanggapan. Sebetulnya forum-forum diskusi dengan pakar, mantan pemain, dan lainnya bisa dilakukan. Diskusi sekarang ini tak perlu datang langsung, kita bisa virtual. Semuanya sudah canggih. Karena ini organisasi bulutangkis besar. Artinya bukan keperluan individu, tetapi untuk negara. Itu yang menjadi catatan," ujar Mulyo.

Baca Juga: Hasil SEA Games: Makin Terpuruk, Usai Gagal di Thomas Cup, Tim Beregu Bulutangkis Indonesia Gagal Tembus Final

Sejauh ini, kata Mulyo PBSI masih belum terbuka dan terkesan menutup diri. Pengalamannya pada 2017, dia pernah menawarkan diri ke PBSI. Namun kala itu tidak mendapat respon yang baik.

Sebagai pelatih profesional, Mulyo Handoyo memutuskan untuk bergabung dengan BAI untuk menangani Srikanth Kidambi dan kawan-kawan. Hasilnya, bisa dilihat hingga saat ini.

Selaku pelatih spesialis tunggal putra, Mulyo menyoroti permainan Jonatan Christie, sapaan Jonatan Christ. Menurut Mulyo, sektor ini harus berbenah karena sejauh ini permainan cenderung monoton dan tidak konsisten, sehingga mudah terbaca lawan.

"Saya lihat tidak konsisten. Artinya kadang bagus, kadang jelek. Pengaruhnya dari mana, saya tidak tahu karena saya tidak menanganinya," terang Mulyo.

Baca Juga: Melambangkan Kemakmuran! Inilah Arti Mimpi Makan Nasi Menurut Primbon Jawa, Psikologi, dan Tafsir Al Ahlam

Lebih detail Mulyo mengatakan, peningkatan pola permainan perlu dilakukan. Kemudian terkait inkonsistensi, menurut Mulyo menyangkut bagaimana dengan pola latihan.Pendekatan secara emosional antara pelatih dan pemain juga tak bisa dipisahkan.

"Setiap negara punya kultur yang berbeda-beda. Dengan begitu ada pendekatan pribadi yang berbeda juga bagaimana kita bisa mengajak atlet termotivasi untuk berlatih," ujarnya.

Mulyo pun membandingkan dengan negara seperti China, Thailand, dan India bahwa regenerasi pada sektor tunggal putranya maju pesat/

Maka dari itu, Mulyo berharap tunggal putra muda Indonesia memiliki kesempatan lebih banyak bertanding dan diberi ruang lebih banyak guna meningkatkan pengalaman mereka.

Baca Juga: SEA Games 2021: Nguyen Thuy Linh Kalahkan Gregoria Hingga Menabrak Wasit, Netizen:Terimakasih Banyak Jorji!

"Misalnya Thailand ada Kunlavut Vitidsarn. India punya Lakshya Sen. Pun demikian Singapura dan negara lainnya yang memunculkan pemain baru. Indonesia belum dan menurut saya terlambat karena masih mengandalkan pemain yang itu-itu saja," tutur Mulyo.

Mulyo juga meminta kepada PBSI harus berani mendorong pemain muda. Tentunya, dengan target-target tertentu yang diterapkan PP PBSI.

"Harus pembinaan harus betul-betul punya sistem atau progres yang baik. Ini bisa kita lihat dengan data-data untuk evaluasi. Dari situ kita tahu mana yang terbaik. Jika sudah memberikan yang terbaik, tinggal tunggu saja. Saya kurang tahu kalau di PBSI seperti apa," ujarnya menutup.

Hasil pahit di Thomas Cup 2022, menyusul kemudian di SEA Games 2021 tim putra Indonesia juga gagal trend positif raih medali emas setiap tahunnya.

Baca Juga: BERJAYA! Meski Banyak yang Mundur, Indonesia Sukses Kirim 5 Wakilnya ke Babak 16 Besar Thailand Open 2022

Hal ini membuktikan bahwa, regenerasi tungga putra perlu dievalusi besar-besaran guna memperbaiki mental dan fisik atlet.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x