Baru Pertama Terjadi di Indonesia, Gubernur Kepri Terpilih Bukan dari Hasil Pilkada

- 28 Juli 2020, 16:48 WIB
Isdianto, Gubernur Kepri. *PR
Isdianto, Gubernur Kepri. *PR /PR/

HALOYOUTH – Isdianto dilantik sebagai Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) definitif pada Senin, 27 Juli 2020. Pengamat politik Endri Sanopaka mengakatan, bahwa Isdianto menorehkan sejarah baru di Indonesia.

“Jadi pelantikan Isdianto sebagai Gubernur Kepri definitif Senin sore sebagai sejerah baru, yang belum pernah terjadi di Indonesia,” ucap Endri di Tanjungpinag, Selasa 28 Juli 2020.

Hal unik juga terjadi dalam satu periode terdapat tiga orang berbeda yang menjabat Gubernur Kepri. Tiga orang itu adalah HM Sani (almarhumah), Nurdin Basirun, dan kini Isdianto.

“Dalam satu periode pun ada abang dan adik yang memimpin Kepri,” ucap Endri.

Isdianto menggunakan saluran selain Pilkada untuk menjadi seorang Gubernur. Seperti ditulis Pikiran-Rakyat.com dalam “Belum Pernah Terjadi di Indonesia, Isdianto Jadi Gubernur Pertama Bukan Hasil Pilkada”, saluran demokrasi itu memiliki legitimasi, meski nama Isdianto tidak pernah tercatat sebagai Calon Kepri pada Pilkada.

Mengenai citra, Endri meyakini bahwa publik menilai sosok Isdianto dan tidak ada reaksi negatif dari masyarakat.

Selanjutnya Faktor yang menguntungkan Isdianto pun karena saat ini masyarakat tengah fokus kepada virus Covid-19, dan mungkin masyarakat memaklumi keterbatasan pemerintah.

Kepercayaan publik dan keupuasan masayarakat terhadap kinerja Isdianto akan tampak jelas dari hasil Pilkada 9 Desember 2020, apakah Isdianto yang digadang berpasangan dengan Suryani meraup suara terbanyak atau sebaliknya.

"Ini menarik untuk diteliti, mulai dari proses awalnya hingga berhasil menjabat sebagai Gubernur Kepri," katanya.

Berdasarkan catatan Antara HM Sani, abang kandung dari Isdianto, yang berhasil memenangkan Pilkada 2015 berpasangan dengan Nurdin Basirun.

Sana-Nurdin dilantik 12 Februari 2016 sebagai pemimpin di Kepri. Namun Sani yang sudah dua periode menjabat sebagai Gubernur Kepri meninggal dunia pada 8 April 2016. Tampuk kekuasaan pun beralih ke Nurdin Basirun.

Kemudian Nurdin menggantikan tahta Sani. Kesempatan ini pun diambil Isdianto untuk menempati posisi sebagai Wakil Gubernur Kepri.

Isdianto yang saat itu menjabat sebagai pejabat Eselon II Pemprov Kepri mendaftarkan dirinya sebagai Wakil Gubernur Kepri setelah mendapat dukungan dari partai pengusung HM Sani-Nurdin Basirun yakni Partai Demokrat, Partai Nasdem, PPP dan PKB.

Namun pergulatan politik yang terjadi mulai pertengahan tahun 2016 hingga awal 2018 tidak membuahkan hasil. Akhirnya Isdianto masuk ke PDIP untuk memuluskan langkahnya sebagai Wakil Gubernur Kepri mendampingi Nurdin Basirun.

27 Maret 2018 Isdianto menggapai cita-citanya sebagai Wakil Gubernur Kepri dari kader PDIP.

Isdianto akhirnya menjabat sebagai Plt Gubernur Kepri setelah Nurdin Basirun ditangkap KPK pada 10 Juli 2019.

Kala itu kondisi politik pun berlahan-lahan berubah, hubungan Isdianto dengan pengurus PDIP retak hingga akhirnya ia dikeluarkan dari PDIP menjelang Pilkada Kepri 2020.

10 Juli 2019, Nurdin ditangkap KPK, dan divonis empat tahun penjara oleh hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada 9 April 2020.

Setelah setahun lebih tiga bulan, Isdianto akhirnya dilantik sebagai Gubernur Kepri.***

Editor: Alvin Aditya Saputra

Sumber: Permenpan RB Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x