Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun disela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
Baca Juga: Yang Fana Adalah Waktu, Karya Sapardi Abadi
Hari Tuaku
(karya Ajip Rosidi)
Pabila hari tuaku tiba, kelak suatu masa
Kaca mata tebal atas hidung, bersenandung
Menembangkan lelakon lama, lalu tersenyum
Memandang bayangan atas kaca di jendela
Yang sampi warnanya, sampaipun alis, bulu mata...
Maka namamu 'kan ku sebut dengan bibir bergetar
Bagai ayat kitab suci, tak sembarang boleh terdengar
Namun kala itu yang mpunya nama entah di mana
Apakah lagi menyulam, duduk bungkus atas kursi rotan
Ataukah sedang menimbang cucu, munkin pula telah lama
Aman berbaring dalam tilam penghabisan
Dan pabila giliranku tiba, terlentang
Dengan kedua belah tangan bersilang
Sebelum sang maut menjemput
Sekali lagi namamu 'kan ku sebut, lalu diam. Mati.
Baca Juga: Puisi-puisi WS Rendra yang Menjalar ke Benak Pembaca
Selamat jalan Sapardi Djoko Damono & Ajip Rosidi. Karyamu akan selalu bermekaran abadi. ***