Guru dan Pengabdian, Mengenal Sosok Mey Guru dari Ujung Selatan Banten Asal Sukabumi

28 September 2021, 17:31 WIB
Pengabdian Bu Mey /Dok pribadi: Ahmad Kholiyi/

HALOYOUTH - Guru adalah poros utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu negara di masa depan. Secara umum, tugas guru adalah mengajar siswa-siswi agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam masing-masing bidang pelajaran.

Guru juga bukan sekedar profesi. Lebih dari itu, guru juga merupakan sebuah pengabdian. Mengingat begitu besar tugas dan tanggungjawab guru yang tidak hanya pada persoalan menyampaikan materi atau pelajaran, melainkan juga bertanggung jawab membimbing moral dan mental anak didiknya.

Seorang guru memiliki tugas dan kewajiban untuk memberikan dorongan moral maupun mental kepada anak didiknya agar sang anak didik mampu menghadapi segala jenis permasalahan yang terjadi dalam hidupnya selama mengenyam pendidikan formal maupun non formal.

Baca Juga: Kisah Inspiratif antara Guru dan Seorang Sarjana, Akibat Telalu Cepat Menilai Orang Lain

Selain itu guru juga mempunyai tanggung jawab dalam mendidik siswa agar mempunyai sikap dan tingkah laku baik, entah itu ketika berada di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Tugas dan dan tanggungjawab yang merupakan wujud dari pengabdian guru terhadap masa depan bangsa dan negara tersebut ternyata terasa makin besar ketika seorang guru ditempatkan atau ditugaskan di suatu daerah yang jauh dari asal tempat tinggalnya.

Menjadi guru sekaligus mengabdi di daerah yang lumayan jauh dari asal tempat tinggalnya inilah yang tengah dirasakan oleh Bu Mey, seorang guru dari MTs Negeri 6 Pandeglang asal Sukabumi.

Baca Juga: Kisah Wahyana, Guru SMP yang Jadi Wasit Final Bulutangkis Tunggal Putri Olimpiade Tokyo 2020

Maeti rela meninggalkan kampung halamannya demi memenuhi kewajiban tugas dan pengabdiannya kepada negara untuk mendidik para tunas bangsa di daerah yang berada di ujung selatan Provinsi tersebut.

Mengenal Bu Mey

Pada hari Minggu, 25 September 2021, saya berkesempatan mewawancarai guru yang akrab disapa dengan Bu Mey ini di MTs Negeri 6 Pandeglang, ketika Bu Mey yang juga memiliki tugas sebagai wali kelas itu mengadakan kegiatan bersih-bersih kelas dengan murid-muridnya.

Nama lengkapnya Meiti ST. Kania R. Ia lahir di Sukabumi pada tanggal 15 Mei 1991 dari pasangan Rahudan dan E. Hadimah. Ia mengenyam bangku Pendidikan dari SD hingga SMA, semuanya di kampung halamannya.

Baca Juga: Inspiratif! Kisah-Kisah Kegagalan Orang Sukses

Baru setelah memasuki jenjang perkuliahan ia akhirnya diterima masuk sebagai salah satu mahasiswa di Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2010 pada Jurusan Sastra Indonesia. Dari situlah awal mula pengalaman Bu Mey merasakan merantau dan tinggal jauh dari kampung halaman.

Setelah lulus dari bangku kuliah, tepatnya pada November 2014, kemudian pada awal tahun 2015 ia mencoba pengalaman baru, merantau kembali ke tempat yang lebih jauh. Tepatnya ke Pare, Kediri, Jawa Timur untuk mengasah kemampuan berbahasanya (Bahasa Inggris).

Bu Mey mengatakan bahwa mengasah kemampuan berbahasa Inggris menurut dia sangat penting, mengingat kemampuan Bahasa Inggris menjadi salah satu kompetensi yang menjadi syarat untuk mencari pekerjaan yang diidamkannya dan sebagai penunjang untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2.

Baca Juga: Dinar Candy Ternyata Pernah Pesantren, Ayahnya Guru Ngaji Keluarganya Kental Ilmu Agama

“Kecakapan berbahasa Inggris itu menurut saya penting, karena saya sadar bahwa kemampuan berbahasa inggris merupakan salah satu kompetensi yang menjadi syarat untuk melanjutkan Pendidikan S2 dan untuk menunjang mencari pekerjaan”, ucap Mey.

Setelah kurang lebih satu setengah tahun Mey mengasah kemampuan Bahasa Inggrisnya di Pare, Kediri, ia kemudian pulang, dan mengajar privat Bahasa Inggris di Kampung halamannya.

Sambil mengajar privat, ia juga mencoba memasukan lamaran ke berbagai perusahaan di bidang media dan di salah satu instansi di Jakarta. Akhirnya ia kemudian diterima kerja sebagai reporter di salah satu media harian lokal.

Baca Juga: Ternyata Inilah 5 Syarat Penerima BLT Guru Honorer dan Guru Agama

Setelah mencoba bergelut di bidang media, Mey kemudian mencari pengalaman lain. Ia kemudian merantau kembali ke Jakarta, dan akhirnya menemukan passionnya. Ia menjadi mentor di salah satu Lembaga bimbingan belajar di Jakarta.

“Setelah saya mencoba berbagai profesi, ternyata saya sadar dan mengetahui bahwapassian saya sebagai pengajar, meskipun kuliah saya tidak di Pendidikan”, tutur Mey ketika diwawancarai.

Diterima sebagai PNS

Pada tahun 2019, Mey mengikuti seleksi penerimaan CPNS di Kementerian Agama. Ia mengambil formasi Guru Bahasa Indonesia. Singkat cerita, nasib baik ternyata berpihak pada Mey. Ia diterima sebagai CPNS Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan ditempatkan di MTs Negeri 6 Pandeglang, tepatnya di Kecamatan Cikeusik, Pandeglang. Pengalaman baru muali ia jajaki kembali.

Baca Juga: Akibat Melawan Junta Militer, 125.000 Guru di Myanmar di Skors

Dalam penjelasannya, Mey secara jujur mengatakan bahwa ternyata situasi dan kondisi yang ia bayangkan tentang Cikeusik tidak sesuai ekspektasinya.

Yang paling utamanya, akses kendaraan, cuacanya yang panas, dan kondisi airnya yang payau. Tapi mau bagaimana lagi, karena sudah menjadi kewajiban akhirnya saja jalani dengan lapang dada sampai sekarang,”, ucap Mey.

Walaupun jauh dari kampung halamannya, Mey tetap bersyukur terhadap profesi yang dia jalani sekarang, mengingat banyak sekali orang yang sulit memiliki pekerjaan, apalagi dalam kondisi pandemic seperti sekarang.

Baca Juga: Update BLT BPJS Ketenagakerjaan, Guru Honorer Kemungkinan Akan Dapat Bantuan, Begini Faktanya

Ketika ditanya mengenai profesi guru yang akhirnya ternyata ia pilih, Mey menjelaskan bahwa guru merupakan pekerjaan yangg sangat mulia. Dengan menjadi guru saya bisa berkontribusi dalam dunia pendidikan

“Menurut saya guru merupakan salah satu pekerjaan yang sangat mulia. Dengan menjadi guru saya bisa berkontribusi dalam dunia pendidikan dan bisa berbagi ilmu yang telah saya pelajari selama ini”, ucap Mey

Selain itu, menurut Mey, dengan menjadi guru ia bisa merasakan bagaimana cara penyampaian ilmu yang benar, sehingga siswa bisa paham apa yang disampaikan olehnya. Mey berpandangan demikian karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama.

“Selain itu, menurut saya, dengan menjadi guru saya bisa merasakan bagaimana cara penyampaian ilmu yg benar itu seperti apa, sehingga siswa yang saya ajar itu bisa paham, karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama”, tutur wanita kelahiran 1991 itu.

Baca Juga: UPDATE Bantuan Kuota Internet Gratis Kemendikbud, Pelajar hingga Guru Akan Dapat Kuota Internet Segini Banyak

Mey juga memberikan pandangannya tentang keadaan dunia pendidikan di Indonesia yang tengah diterpa pandemic. Menurutnya, secara keseluruhan, di Cikeusik yang merupakan daerah tempat tugasnya, mengenai pendidikan khususnya di MTsN 6 Pandeglang, walaupun ada pandemi, keadaanya tidak setinggi seperti yg terjadi di kota-kota besar. Menurutnya, Ia tetap bisa menyampaikan pelajaran dengan tatap muka walaupun terbatas.

“Walaupun ada pandemi, kan tapi tidak setinggi seperti yg terjadi di kota-kota besar, sehingga disini saya tetap bisa menyampaikan pelajaran dengan tatap muka walaupun terbatas”, tutur Mey.

Ketika ditanya soal tugas di tempat yang jauh dari kampung halaman, Mey mengungkapkan bahwa menurutnya merantau itu sudah biasa Mey lakukan, bahkan lebih jauh (Pare, Kediri).

Baca Juga: Fakta Tino Sidin, Legenda Guru Gambar Indonesia yang Tampil di Google Doodle

Hanya saja menurut Mey bedanya dengan di Cikeusik adalah akses transportasi umum yang sangat terbatas, sarana prasarana umum seperti pasar yang jauh dan sulit dijangkau, juga keadaan air yang kualitasnya kurang baik.

“Sebenarnya kalau misalkan merantau itu sudah biasa saya lakukan, bahkan lebih jauh, tapi bedanya, kalau di Cikeusik, jauh sekalinya karna akses transportasi umum, sarana prasarana umum seperti pasar jauh dan sulit dijangkau, dan makanan -makanan tidak banyak, juga keadaan air yang kurang baik kualitasnya”, tutur Mey.

Di akhir wawancara Mey menyampaikan pesan Karen sdh ditugaskan sebagai guru, dimanapun berada harus selalu disyukuri, karena itu bagian ibadah yang harus dijalankan, meskipun ditempatkan di tempat yang jauh sekalipun.

Mey juga berpesan agar sebagai seorang yang memiliki profesi guru, harus bisa menjadi teladan bagi muridnya dan sesama guru. Menurutnya dengan begitu, profesi guru tersebut bisa dijalani dengan baik.***

Editor: Muhammad Jejen

Tags

Terkini

Terpopuler