Tarekat Malamatiyah: Buruk di Mata Manusia Belum Tentu Buruk di Mata Allah SWT

23 Februari 2024, 09:23 WIB
Ilustrasi pengamal tarekat malamatiyah /Image by LeroyStock from Pixabay /

BHALOYOUTH.COM - Berprasangka baik terhadap orang yang melakukan kebaikan terbilang mudah, sebab yang dilakukan pada dasarnya adalah berbuat baik. Bahkan saat kebaikan itu disebar melalui media sosial, kita masih bisa berperasangka baik bahwa apa yang dilakukannya adalah sebagai edukasi publik atau syiar Islam.

Yang paling susah adalah kita berhusnudzon saat berhadapan dengan orang yang berpenampilan buruk. Kita sering terjebak terhadap apa yang tampak oleh mata (dzahir).

Diceritakan, dulu ada seorang ulama penganut tarekat Malamatiyah yakni, nama tarekat yang mulai berkembang pada pertengahan abad ke 3 H. Tarekat ini dikenal sebagai tarekat tertua yang dinisbatkan kepada Syaikh Hamdun Hamdun bin Ahmad bin Amarah al-Qashar (w. 271 H).

Arti Malamatiyah sendiri adalah orang-orang yang mengharapkan hinaan dan cacian terhadap diri sendiri. Dalam pandangan orang awam, mungkin bentuk pengamalan dari tarekat ini terkesan membingungankan dan ekstrim.

Baca Juga: Ramadhan Sebentar Lagi, Berikut Niat Puasa dan Doa Buka Puasa Lengkap dengan Arab dan Latinnya

Diceritakan sebelum wafatnya, seorang ulama berpesan kepada murid kesayangannya agar jasadnya diganti dengan bangkai anjing saat dirinya wafat. Hal ini dilakukan karena ulama tersebut semasa hidupanya punya firasat kuburannya  akan dibongkar untuk membuktikan bahwa dirinya orang soleh. Ulama tersebut tidak ingin kewaliannya diketahui oleh masyarakat atau orang lain.

Saat itu masyarakat mencaci ulama tersebut karena dianggap ajarannya tidak sejalan dengan syariat Islam atau selalu berpenampilan buruk. Orang-orang pada saat itu berpandangan atau berkeyakinan bahwa orang soleh biasanya jasadnya akan utuh atau bau wangi.

Ternyata firasat itu nyata, beberapa orang berbodong-bondong membongkar kuburan ulama tersebut untuk membuktikan bahwa dirinya bukan orang soleh. Setelah kuburan terbongkar, benar saja orang-orang hanya mendapati berupa bangkai anjing. Orang-orang teriak kegirangan karena sudah membuktikan bahwa ulama tersebut bukan orang soleh melainkan orang yang sesat dan selalu mencontohkan hal yang buruk semasa hidupnya.

Baca Juga: Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan dan Tata Cara Mengerjakannya

Dalam pandangan orang awam tentu terbilang ekstrim, tapi renungkanlah bahwa apa yang dilakukan ulama tersebut untuk menjaga hatinya dari sifat riya. Bukan hanya semasa hidupnya, bahkan pasca wafatnya ia tidak ingin kesolehannya atau kewaliannya diketahui.

Pengikut tarekat Malamatiyah meyakini bahwa diri tidak memiliki bagian apapun di dunia ini secara mutlaq, mereka merasa tenang dan bahagia ketika dicela karena mereka berkeyakinan bahwa dirinya sangat jelek, hal ini dilakukan untuk melawan tabiat nafsu (مخالفة النفس) yaitu suka pamer (Riya’), cinta dunia, jabatan, (al-Hujwiri, Kasyf al-Mahjub, halaman: 259).

Pengikut Malamatiyah memandang bahwa hubungannya dengan Allah SWT adalah Rahasia (sirri) sehingga tidak patut untuk diketahui orang lain. Mereka sangat suka untuk menyembunyikan rahasia tersebut.

Jika rahasia ini terungkap maka akan membuat kekasihnya cemburu, karena orang yang terpaut dengan kekasihnya tidak menyukai orang lain datang kepada kekasihnya. Bahkan dalam kecintaan yang tinggi, seseorang akan membenci pada orang lain yang memperlihatkan perhatian pada kekasihnya.

Baca Juga: Niat Sholat Tarawih dan Witir, Lengkap dengan Bacaan Doa Kamilin

Rasulullah SAW Adalah panutan, Imam bagi ahli haqiqat, panutan bagi para pecinta (muhibbin). Diceritakan dalam kitab Shirah bahwa nabi Muhammad SAW. dalam awal penyampaian risalah kenabian banyak menghadapi hinaan, cacian, makian, perkataan kotor, perbuatan-perbuatan yang menyakitkan, bahkan nabi pernah dilempari batu hingga berdarah tetapi nabi menghadapi dengan sabar dan do’a yang baik. ***

Editor: Bakri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler