Bolehkah Puasa Awal Dzulhijah dan Arafah, Namun Masih Punya Utang Puasa? Begini Penjelasan Ustad Adi Hidayat

- 24 Juni 2022, 16:15 WIB
Tips ibadah agar konsisten menurut Ustadz Adi Hidayat
Tips ibadah agar konsisten menurut Ustadz Adi Hidayat /Tangkapan layar YouTube/Adi Hidayat Official/

HALOYOUTH - Pada bulan Dzulhijah, umat muslim disunnahkan untuk berpuasa 9 hari sebelum hari raya Idul Adha.

Namun, bolehkah kita melakukan puasa awal Dzulhijah dan Puasa Arafah pada 9 Dzulhijah sedangkan kita masih memiliki utang puasa (qadha puasa)?

Dikutip Haloyouth.com dari Kanal YouTube Hikmah TIVI, begini penjelasan menurut Ustad Adi Hidayat.

Baca Juga: Profil Anna Jobling dan Meerqeen, Pemain Utama di Serial Melur Untuk Firdaus

"Saya lebih cenderung untuk mengqadha dulu, niat puasa qadha bulan Ramadhan, karena qadha itu sifatnya wajib untuk ditunaikan, karena mengganti yang wajib jadi hukumnya wajib," Kata Ustad Adi Hidayat.

Utang puasa di bulan Ramadhan dan menggantinya di bulan yang lain tidak merubah hukum dari puasa Ramadhan tersebut. Meskipun qadhanya memiliki jarak yang cukup lama dari bulan Syawal sampai akhir bulan sya'ban sebelum bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Hal tersebut yang membuat kita terkadang menganggap boleh-boleh saja melakukan puasa sunnah yang lain termasuk puasa Arafah dan mengesampingkan utang puasa Ramadhan yang wajib.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasannya, Islam Melarang Mencabut Uban Menurut Sabda Rasulullah

Padahal menurut Ustad Adi Hidayat, jika ingin melakukan puasa sunnah awal Dzulhijah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijah, selesaikanlah terlebih dahulu utang puasa yang masih tersisa.

Menurut para ahli fiqih memang banyak yang berpendapat bahwa melakukan puasa sunnah sebelum melunasi qadha puasa Ramadhan ada yang membolehkan, ada juga yang menyebutkan bahwa hal tersebut hukumnya makruh, haram, dan ada juga yang membolehkan namun disertai makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunnah daripada qadha puasa Ramadhan.

"Ada yang berpendapat demikian dari kalangan ulama, tapi saya pribadi lebih cenderung untuk mengutamakan yang wajib dulu. Karena begini, kita melihat ada bentangan kesempatan untuk puasa, tapi kematian itu kan tidak bisa kita tentukan," Ucap Ustad Adi Hidayat.

Baca Juga: 5 kriteria Untuk Seseorang yang Akan Berkurban Pada Hari Raya Idul Adha

"Karena kita tidak bisa menduga kapan dan dimana akan wafat, maka kita harus mengerjakan amalan prioritas dalam hidup. Oleh karena itu, jika ada sesuatu yang tidak penting dalam hidup kita maka tidak perlu dikerjakan, ambil yang pentingnya, jika keduanya sama penting, maka ambil yang prioritasnya." Kata Ustad Adi Hidayat.

Puasa Arafah hukumnya Sunnah, namun ketika akan mengerjakan terhalang oleh utang puasa Ramadhan, oleh karena utang puasa ini prioritas maka dahulukan niatnya untuk yang wajib.

Walaupun kita niat untuk yang wajib, namun kita memiliki keinginan yang kuat untuk mengerjakan puasa Arafah dan tak mampu melakukannya karena alasan tertentu yang dibenarkan syarat syar'i, itu bisa berpeluang bisa mendapatkan pahala dari puasa Arafah meskipun niat kita mengerjakan puasa Ramadhan.

Baca Juga: Niat dan Bacaan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah

"Jika seorang hamba sakit atau ada 'udzur tertentu seperti orang sakit atau bahkan safar, tidak mampu mengerjakan amalan rutin yang biasa dikerjakan..." (Hadist Bukhari riwayat sahabat Abu Hurairah RA).

Menurut Ustad Adi hidayat, ketika kita mendahulukan yang wajib dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengerjakan amalan sunnah namun terhalang dengan utang puasa Ramadhan, maka kita akan tetap mendapat pahala dari puasa sunnah tersebut.

Demikian penjelasan mengenai puasa awal Dzulhijah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijah namun masih memiliki utang puasa Ramadhan menurut Ustad Adi Hidayat. Semoga bermanfaat.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Youtube Hikmah TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah