Jangan Kaget, Tahun 2022 Honda Hentikan Produksi Mobil Diesel dan Bensin

8 Desember 2020, 15:54 WIB
Honda hentikan produksi mobil diesel dan bensin /ResoneTIC/Pixabay

HALOYOUTH.COM - Memasuki era kendaraan berbasis ramah, lingkungan, Honda resmi mengumumkan akan mengenhentikan produksi mobil  bermesin konvensinal bensin dan diesel.

Hal ini dilakukan Honda sebagai salah satu pabrikan Honda untuk mengurangi dampak emisi global terhadap penggunaaan bahan bakar fosil.

Keputusan yang diambil oleh Honda sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye pengurangan emisi gas yang dikelaurkan oleh mobil konvensional.

Baca Juga: 6 Drakor Berdasarkan Kisah Nyata, Salah Satunya Dimainkan Aktor Populer Par Seo Joon

Akan tetapi keputusan Honda untuuk menghentikan produksi mobil diesel dan bensin ini tentu tidak serentak di seluruh sektor produksinya.

Melansir dari pikiran-rakyat.com, Honda menghentikan produksi mobil konvensional diesel dan bensin hanya akan dilakukan di wilayah Eropa.

Untuk wilayah lain seperti asia khususnya Indonesia, Honda produksi mobil konvensional diesel dan bensin belum dihentikan.

Baca Juga: Kim Chung Ha Positif Covid-19, Staf dan Member TWICE Lakukan Tes Setelah Diketahui Kontak Erat

Selanjutnya, Honda akan memasarkan mobil dengan teknologi hybrid dan listrik di wilayah Benua Biru.

Hal tersebut seperti yang dikonfirmasi Wakil Presiden Senior Honda di Inggris, Ian Howells yang dikutip dari Autocar.

Ini (line-up Honda) akan menjadi kombinasi mobil listrik sepenuhnya dan hybrid," papar Howells.

Pernyataan Howells ini sejalan dengan komitmen Inggris untuk menghentikan penjualan mobil bermesin bensin dan diesel di tahun 2030.

Ia juga menekankan bahwa Honda percaya pada pendekatan multi-jalur untuk mengurangi emisi gas karbon dari sisa pembakaran.

Howells menambahkan, ada peran teknologi yang harus dikedepankan guna mengimplementasikan keinginan untuk mengurangi emisi gas buang tersebut.

“Ada peran yang harus dimainkan untuk bahan bakar elektronik, untuk biomassa, untuk hidrogen, hingga tingkat tertentu untuk bahan bakar konvensional, dan juga baterai,” tambahnya.

Meskipun mengatakan dukungannya pada elektrifikasi kendaraan, namun Howells mengatakan keraguannya terhadap penerimaan kendaraan berteknologi listrik.

Alasannya, karena kendaraan listrik dipasarkan dengan harga yang lebih mahal dari mobil bensin ataupun diesel.

Baca Juga: BREAKING NEWS: 1,2 Juta Dosis Vaksin Corona Telah Tiba di Indonesia

Sehingga dikatakan Howells kendaraan listrik saat ini tidak dilihatnya sebagai solusi langsung untuk mengurangi gas karbon.

"Harganya sepertiga hingga 50% lebih mahal daripada kendaraan konvensional atau hibrida," ungkapnya.

Sehingga, Howells mengatakan bila mobil dengan teknologi hybrid saat ini dianggap sebagai langkah yang efektif dibanding dengan peralihan ke mobil listrik penuh.***(Aldiro Syahrian/Pikiran-Rakyat.com)

 

Editor: Idam Rosyda Suha

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler