Bousquet mengatakan jika 'nutrisi tak boleh diabaikan', sebagai faktor di balik kematian Covid-19.
Dalam catatannya, Belgia, Inggris, Spanyol, Italia, Swedia dan Prancis telah mencatat angka kematian Covid-19 tertinggi di dunia.
Lebih dari 800 telah meninggal per juta orang di Belgia, tingkatnya menjadi dua kali lipat dari Amerika Serikat, negara yang paling parah dilanda pandemi.
Negara-negara ini, mempunyai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kematian seperti penegakan tindakan penguncian dan iklim bervariasi. Tetapi, kemiripan dimiliki negara negara tersebut, yakni kol dan mentimun bukan bagian besar dari makanan.
Di Prancis, rata-rata orang ditemukan mengonsumsi sekitar 1 gram (0,04 oz) kol sehari, sementara di lima negara lainnya, rata-rata kurang dari 5 gram (0,18 oz) sehari.
Sebaliknya, hampir 30 gram (1,1 oz) kol dikonsumsi rata-rata per hari di Latvia, di mana angka kematian dari Covid-19 termasuk yang terendah di dunia, yaitu 16 per juta orang. Para peneliti menemukan pola yang sama dalam konsumsi mentimun.
Baca Juga: Lapar Saat Istirahat Kerja, Berikut Rekomendasi Makan Siang Untuk Anda
Siprus memang tidak makan banyak kol, tetapi lebih dari 30 gram mentimun dikonsumsi rata-rata per hari dan tingkat kematian di wilayah itu setara dengan Latvia. Ini bisa dilakukan dengan protein pada manusia yang disebut Nrf2.
Sars-Cov-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19, dapat menyebabkan peradangan serius pada pasien yang sakit parah, termasuk menghasilkan partikel oksigen yang merusak.
Nrf2 dapat mengikat dengan partikel-partikel ini untuk mengurangi kerusakannya dan di situlah kubis dan mentimun termasuk.
Studi sebelumnya telah menyarankan sayuran yang memiliki senyawa alami seperti curcumin, sulforaphane dan vitamin D dapat meningkatkan produksi Nrf2.