Surat tersebut ditandatangani dan dimasukkan ke dalam amplop BIN bernomor R-451/VII/2004 yang kemudian diserahkan Pollycarpus kepada Indra Setiawan, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airways.
Pollycarpus sebelumnya memastikan keberangkatan Munir dengan menelepon istri Munir yang bernama Suciwati.
Ia menjawab keberangkatan akan dilaksanakan pada Senin, 6 September 2004 dengan nomor penerbangan Garuda Boeing 747-400 GA-974.
Baca Juga: KABAR GEMBIRA, Guru PAUD, SD, SMP, SMA/SMK dan SLB Diberi Tunjangan Oleh Kemdikbud, Begini Caranya
Setelah berhasil satu pesawat, Pollycarpus membawa Munir ke Coffee Bean melalui Gate 42 saat mendarat di Bandara Changi Singapura.
Saat Munir menunggu Pollycarpus yang memesan dua minuman, ia tak mengetahui bahwa salah satunya telah diberikan racun arsenik.
Kemudian, Munir dinyatakan meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Schipol Amsterdam, Belanda.
Berdasarkan hasil autopsi otoritas Belanda, tubuh Munir mengandung 3,1 milligram racun arsenik***