Untuk meredamnya, para polisi menembakkan gas air mata, peluru karet dan amunisi yang ditembakkan ke udara.
"Mereka telah mengambil semuanya dari saya, uang saya, masa muda saya dan sekarang mereka membunuh orang-orang saya," ucap salah satu demonstran, Sandra Khoury kepada Al Jazeera.
Sebagai tanda solidaritas dengan para pengunjuk rasa, pemadam kebakaran Beirut yang kehilangan sedikitnya 10 anggota menolak meninggalkan pangkalan mereka untuk menyiram pengunjuk rasa dengan air.
Menanggapi sikap para pemadam kebakaran ini, Gubernur Beirut Marwan Aboud menilai seharusnya mereka terus bertugas untuk memadamkan api kebakaran.
Baca Juga: Setelah Beirut, Ledakan Juga Terjadi di Pelabuhan Sussex, Inggris
Dalam kejadian tersebut, Palang Merah Lebanon mengatakan jika mereka membawa 63 orang ke rumah sakit dan merawat sekitar 175 orang di tempat kejadian.
Menanggapi unjuk rasa tersebut, pemerintah Lebanon langsung mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan tentara.
Kejadian unjuk rasa tersebut juga diwarnai dengan para tentara yang diberi instruksi untuk mengambil tindakan seperti memukul warga sipil bahkan terdapat laporan bahwa tentara juga melempar batu pada warga.
Tindakan yang dilakukan tentara Lebanon tersebut dinilai salah satu pengunjuk rasa sebagai tindakan yang tidak patriot.
Baca Juga: Babak Baru Juventus bersama 'Maestro' Andrea Pirlo