Warga Kabupaten Garut Manfaatkan Sampah Menjadi Sumber Listrik

- 26 Agustus 2020, 20:53 WIB
Yudiana (39) warga Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, penggagas pengolahan sampah menjadi gas dan listrik.*
Yudiana (39) warga Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, penggagas pengolahan sampah menjadi gas dan listrik.* /Galamedia/Robi Taufik Akbar


HALOYOUTH – Yudiana (39), seorang warga Kampung Cisewu, Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berhasil menciptakan gas LPG dan listrik dari hasil pengolahan sampah.


Ia mengatakan, landasan awal terciptanya inovasi tersebut karena ingin menciptakan kampung yang bersih dan sehat. Namun, inovasinya sampai sekarang ini belum mendapatkan respon positif dari pihak pemerintah.



Pria yang akrab dipanggil Yudi Layung ini mulanya hanya mencoba dalam pengolahan sampah menjadi gas dan listrik dengan alat yang sangat sederhana. Dalam pengelolaannya bersama tim yang hanya mengandalkan bahan baku oli bekas, sebagai bahan bakar untuk mengelola sampah.



Untuk peralatan pendukung lainnya, dirinya memanfaarkan tong yang terbuat dari plat besi yang digunakan untuk menampung sampah yang dikumpulkan secara gotong-royong.



Baca Juga: Lowongan Kerja Agustus 2020, PT MRT Jakarta Posisi Train Driver



Saat ini, manfaat dari pengolahan sampah menjadi gas dan listrik sudah bisa dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Cisewu. Namun, lantaran belum memiliki payung hukum, Yudi tidak berani hasil karya teman-temannya itu digunakan untuk kepentingan masyarakat secara luas.


"Alat dibuat dengan sederhana, bahan baku dengan mengambil dari rumah warga. Sekarang banyak warga yang secara langsung memberikan sampah untuk diolah," ujar Yudi Layung, Rabu, 26 Agustus 2020. Sebelumnya diberitakan Galamedia, dalam artikel “Kreatif, Warga Garut Selatan Ciptakan Gas LPG dan Listrik dari Mengolah Sampah”.



Lebih lanjut Yudi menjelaskan, pihaknya sengaja menyiapkan lahan seluas satu hektare yang berlokasi di Kampung Cisanten, Desa Cisewu, yang digunakan untuk menampung sampah yang dibuang oleh warga, sekaligus sebagai tempat pengolahannya.



Ia menambahkan, sampah yang dikumpulkan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan gas LPG dan listrik. Dari 70 Kg sampah yang sudah dipilih dengan tingkat kekeringan 60 persen, langsung dimasukkan kedalam tong, guna dibakar agar menghasilkan gas.



Baca Juga: [Update] COVID-19 di Indonesia 26 Agustus 2020, Tercatat Penambahan 2.306 Kasus dalam Sehari



"70 Kg sampah, bisa menghasilkan gas sebanyak 48 tabung dengan waktu selama 2 jam. Sedangkan, untuk dijadikan listrik dari satu tabung gas bisa menghasilkan daya sebesar 900 watt. Namun, itu belum bisa dinikmati oleh masyarakat karena terbentur payung hukum. Kami belum berani, hanya mencoba saja," ucapnya menjelaskan.



Yudi mengatakan, inovasinya ini baru berjalan tiga bulan. Dikarenakan adanya keterbatasan alat serta biaya, kegiatannya tersebut hanya dilakukan sebayak dua hari dalam satu minggu.



"Jika memang bermanfaat bagi masyarakat, saatnya pemerintah merespon apalagi saat ini perekonomian masyarakat sedang krisis. Bayangkan, gas yang dihasilkan bisa dijual dengan murah, cukup dengan modal Rp80 ribu bisa menghasilkan sebanyak 48 tabung gas berukuran 3 Kg," ucapnya.



Ia juga berharap, pemerintah bisa memfasilitasi dan memberikan payung hukum yang jelas bagi jalannya kelompok tani dalam pengelolaan sampah.




Dalam pelaksanaan penglahan sampah tersebut, Yudi dan kelompoknya meminjam peralatan pendukung berupa genset dari Masjid Agung Kecamatan Cisewu.



Selain itu, ia berharap hasil karya yang dibantu oleh kelompok tani tersebut bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.***(Robi Taufik Akbar/Galamedia)



Baca Juga: Rencana Bioskop Dibuka Kembali, Satgas COVID-19 Sampaikan Pedomannya

Editor: Ade Rosman

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x