Anda Pakai Muslim Pro? Aplikasi Ini Diduga Jual Data Lokasi Pengguna ke Pihak Militer AS

- 17 November 2020, 21:58 WIB
tangkapan layar aplikasi Muslm Pro
tangkapan layar aplikasi Muslm Pro /google play

HALOYOUTH.COM - Sebagai salah satu penduduk dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar besar bagi aplikasi bertema Islam.

Salah satu aplikasi populer yang digunakan untuk pengingat salat dan bacaan Al-Qur'an serta arah kiblat adalah Muslim Pro.

Aplikasi Muslim Pro mengklaim dalam keterangan aplikasinya bahwa 80 juta lebih orang Muslim di dunia telah mengunduh aplikasi ini di smartphone mereka termasuk di dalamnya Indonesia.

Baca Juga: Seorang Citizen Jurnalist Tiongkok Dibui Usai Dituduh Sebar Berita Palsu Wabah Covid-19 di Wuhan

Muslim Pro menawarkan keakuratan waktu salat bedasarkan lokasi hingga audio adzan yang akan terdengar ketika masuk waktu salat.

Mengenai data yang diduga dijual ke Militer Amerika Serikat, data lokasi inilah yang diduga dijual oleh Muslim Pro.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Muslim Pro diduga menjual data lokasi untuk mendapatkan keuntungan  dari pihak ketiga.

Baca Juga: TRENDING: Pilih Punya Anak Tanpa Menikah dan Pasangan, Selebriti Korea Ini Ungkap Alasannya

Namun pihak ketiga dan mitranya menegaskan kalau mereka telah menganonimkannya sehingga tak ada identitas pribadi yang terbongkar.

Sayangnya, studi mengungkapkan kalau data lokasi yang dibeli militer AS bisa dengan mudah dibongkar kembali.

Cara ini bisa mengaitkan kembali setiap data yang dibeli dengan data-data personal setiap individu pengguna Muslim Pro.

Laporan terbaru memberikan gambaran bagaimana lembaga pemerintahan bisa memakai data pribadi untuk melacak pergerakan individu dari informasi yang berserak di internet.

Beberapa legislator AS telah meminta praktik yang melanggar hak-hak warga negara itu diatur lebih ketat.

Pernyataan tersebut dilontarkan setelah ketahuan kalau Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menggunakan data lokasi untuk melacak dugaan imigran ilegal.

Muslim Pro sendiri menjual data ke pihak ketiga yang disebut sebagai X-Mode, berdasarkan laporan Motherboard.

X-Mode menjual data ke kontraktor pertahanan yang akan diserahkan kepada Departemen Pertahanan AS.

Hingga saat ini isu mengenai dijualnya data Muslim Pro kepada Militer Amerika Serikat masih menjadi tending topic di media socal Twitter.

Baca Juga: Wagub DKI Jakarta Larang Keras Adanya Kerumunan di Jakarta, Ariza: Termasuk Kegiatan Keagamaan

Sebanyak 100 ribu lebih tweet membahas mengenai Muslim Pro.

X-Mode sendiri menjelaskan kalau data yang dibeli akan digunakan untuk tiga hal 'counter-terrorism, keamanan siber, dan memprediksi titik-titik potensi penularan Covid-19'.

Sementara itu pihak Muslim Pro belum memberikan keterangan mengenai isu dijualnya data pengguna Muslim Pro kepada Militer Amerika Serikat.***

Editor: Idam Rosyda Suha

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x