Jika Tidak Melatih Ganda Putra Indonesia, Herry IP Pilih Latih Negara Ini, Begini Alasannya

- 7 November 2021, 06:58 WIB
Herry Iman Pierngadi bersama anak asuhannya
Herry Iman Pierngadi bersama anak asuhannya /Instagram/@herry_ip/

HALOYOUTH - Siapa yang tidak kenal dengan Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra Indonesia yang telah mendedikasikan seluruh ilmunya untuk bangsa Indonesia.

Herry Iman Pierngadi dilahirkan di Pangkal Pinang, pada 21 Agustus 1962 bergabung dengan Pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sejak 1993. Pelatih bulutangkis ini awalnya menangani skuat junior Indonesia dari talenta-talenta yang akan datang.

Kemudian mulai 1999 Herry IP menjadi pelatih kepala dan pelatih ganda putra di Balai Latihan Nasional Pelatnas Cipayung, menggantikan Christian Hadinata yang menjadi Direktur Pelatnas Nasional PBSI.

Baca Juga: Prediksi Update Ranking Tur BWF: Marcus-Kevin dan Leo-Daniel Melesat, untuk Sementara Amankan Tiket WTF Bali

Saat memulai pekerjaannya sebagai pelatih di Pelatnas Cipayung, Herry masih menjadi pelatih klub PB Tangkas. Namun kemudian ia memutuskan untuk melepaskan ikatan klubnya untuk memilih status sebagai pelatih independen yang bebas tanpa konflik kepentingan. Bahkan, Herry pun tak khawatir saat dicopot dari Dewan Nasional PBSI pada 2007 silam.

Saat itu, pembinaan ganda putra dipercayakan kepada Sigit Pamungkas. Tanpa tanggung jawab di balai latihan nasional hingga 2011, Herry memilih waktunya untuk kegiatan di luar bulu tangkis. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan hobi kicau burung dan bisnis kandang burung.

Saat pertama kali menjadi pelatih bulu tangkis di Cipayung pada periode 1993 hingga 2008 ia menghasilkan sejumlah pasangan ganda putra kelas dunia. Misalnya Chandra Wijaya-Tony Gunawan, gand putra Juara All England 1999 dan Juara Olimpiade 2000.

Baca Juga: Jadi Juara Hylo Open 2021, Ranking BWF World Tour Finals Marcus-Kevin Melejit Gusur Ganda Putra Denmark?

Kemudian Chandra Wijaya-Sigit Budiarto perauh gelar Juara Dunia All England 2003 dan 1997), dan Flandy Limpele-Eng Hian, peraih medali perunggu Olimpiade 2004.

Pelatih berjuluk 'Coach Naga Api' tersebut kembali ke Pelatnas Cipayung pada 2011 setelah beberapa tahun absen untuk menggantikan Sigit Pamungkas lagi. Saat itu, sektor ganda putra Indonesia sedang mengalami sedikit penurunan prestasi.

Regenerasi pada awalnya tidak semulus saat Ricky Subagja-Rexy Mainaky bermain dan kesuksesan mereka dilanjutkan oleh Chandra Wijaya-Sigit Budiarto pada periode pertamanya sebagai pelatih Nasional. Pasangan andalan Markis Kido-Hendra Setiawan justru meninggalkan pelatnas saat dirinya kembali.

Baca Juga: Mengejutkan! Kevin Sanjaya Punya Masa Kecil Kaya Gini, Begini Kata Ayah dan Ibundanya

Perlahan tapi pasti, Herry mulai menunjukkan pengaruh positifnya dan kembali mendongkrak prestasi ganda putra Indonesia. Kembalinya Hendra Setiawan ke pelatnas juga menjadi tonggak penting. Ia kemudian dipasangkan dengan Mohammad Ahsan yang sebelumnya berduet dengan Bona Septano. Tak disangka, pasangan baru ini melejit dalam waktu singkat.

Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan berhasil meraih gelar juara All England Open 2014 dan 2019, mereka juga meraih medali emas di Asian Games 2014.

Anak didiknya yang terbaru adalah Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo, pasangan nomor satu dunia saat ini yang memenangkan gelar All England Open dua tahun berturut-turut pada 2017 dan 2018 dan juga medali emas di Asian Games 2018.

Baca Juga: Singkirkan Ganda Putra Thailand, Marcus-Kevin Pastikan Satu Gelar Bagi Indonesia di Hylo Open 2021

Sebagai pelatih kepala ganda putra PBSI Herry kini perlahan-lahan mengalihkan tugas kepelatihan ganda putra di berbagai turnamen pilihan kepada asisten pelatih Aryono Miranat yang bekerja sama secara intensif dengannya.

Mendedikasikan seluruh waktunya untuk bulutangkis Indonesia, Herry IP pernah ditanya dalam kanal Youtube Badminton TV bahwa jika tidak melatih Indonesia antara Jepang dan Denmark, negara mana yang akan dilatihnya.

"Kalo harus melatih diluar negeri pilih Jepang apa Denmark?," Tanya Yuni Kartika seperti dikutip Haloyouth.com dari kanal Youtube Badminton TV pada 7 November 2021.

"Jepang," Jawab Herry IP disingkat.

Baca Juga: Aaron Chia Sebut Ganda Putra Muda Ini akan Jadi Bintang Masa Depan Indonesia

Herry IP beralasan dia memilih Jepang karena pemain-pemain Jepang lebih tahu karakter permainannya. Hal tersebut diketahuinya dari Rionny Mainaky yang telah 25 tahun di Jepang.

"Ya individunya, kan saya banyak cerita, banyak diskusi lah sama pak Binpres sekarang, pak Rionny kan lama yah 25 tahun di Jepang, lebih banyak dan lebih tau karakter.

Sementara itu, Herry IP tidak memilih Jepang dikarenakan Denmark yang notabene bule sulit untuk mengetahui karakternya sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melatihnya.

"kalo di Denmark kan bule jadi agak sulit dan lebih agak susah gitu, dan budayanya (Jepang) kan hampir mirip-mirip," Terang Herry IP.

Baca Juga: Netizen Sebut Semifinal Hylo Open Dikuasi Indonesia dan Thailand, Dua Negara Ini Tercatat Pada Enam Kategori

Namun itu hanyalah sebuah pilihan jika dirinya disuruh memilih yang pada kenyataannya Herry IP tidak pernah berpikir untuk melatih negara luar karena rasa nasionalisnya sangat tinggi.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dirinya masih memiliki tanggung jawab terhadap anak asuhnya yang tengah naik daun, Leo Rolly Carnando-Daniel Marthin.

"Engga lah ga kepikir, saya masih ada tanggung jawab sama Daniel sama Leo," Ucap Herry IP.***

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah