Mudahkan Coding, ByteDance Kenalkan Chatbot AI Coze Mirip ChatGPT

- 29 Februari 2024, 18:15 WIB
Ilustrasi ByteDance
Ilustrasi ByteDance /Pixabay//

HALOYOUTH.COM - ByteDance telah merilis Coze, chatbot artificial intelligence (AI) terbaru, yang memiliki kemiripan dengan ChatGPT namun dengan fitur-fitur uniknya sendiri. Coze dirancang untuk membantu pengguna tanpa latar belakang teknis dalam coding komputer.

Pertama kali diperkenalkan di pasar Tiongkok, di mana layanan OpenAI belum hadir, Coze berfungsi sebagai platform pengembangan AI yang mudah diakses. Langkah ini memungkinkan pengguna untuk membuat bot AI dengan cepat dan dioptimalkan untuk berbagai keperluan, tanpa harus memiliki pemahaman mendalam tentang pemrograman.

Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mempermudah proses, tetapi juga untuk mengintegrasikan chatbot yang dipersonalisasi dengan ekosistem ByteDance, termasuk layanan perusahaan seperti Feishu, serta aplikasi besar seperti WeChat yang dimiliki oleh Tencent Holdings dan memiliki lebih dari 1,3 miliar pengguna, seperti yang dilaporkan oleh Gizmochina.

Ini merupakan bagian dari strategi lebih besar dari ByteDance dalam memasuki ranah AI, yang juga dipengaruhi oleh keputusan perusahaan untuk menutup platform game dan layanan ensiklopedia kesehatannya. Langkah ini menegaskan fokus yang meningkat pada pengembangan AI, yang semakin terkenal dengan kehadiran alat generatif AI seperti ChatGPT.

Inti dari semangat AI di ByteDance adalah dorongan dari CEO Liang Rubo kepada timnya untuk lebih proaktif dalam merangkul dan berinovasi dengan teknologi baru. Semua ini terjadi di tengah kesuksesan berkelanjutan perusahaan dengan sistem rekomendasi konten berbasis AI, yang mempersonalisasi pengalaman pengguna di platform seperti TikTok dan Jinri Toutiao.

Penggunaan Teknologi ChatGPT

ByteDance, perusahaan induk TikTok, telah diam-diam menggunakan teknologi OpenAI untuk mengembangkan pesaing model bahasa unggulan dari Google AI, yaitu LaMDA. The Information melaporkan bahwa sejak 2021, ByteDance telah bermitra dengan OpenAI untuk mengakses teknologi AI tersebut.

Dengan bantuan teknologi OpenAI, ByteDance telah berhasil mengembangkan model bahasa besar bernama WuDao 2.0, yang memiliki kemampuan yang lebih baik daripada LaMDA. Kelebihan WuDao 2.0 termasuk kemampuannya untuk menghasilkan teks kreatif seperti puisi, kode, dan skenario. ByteDance berencana untuk mengintegrasikan WuDao 2.0 dalam pengembangan berbagai produk dan layanan baru, termasuk aplikasi media sosial, mesin pencari, dan asisten virtual. Langkah ini dianggap sebagai usaha ByteDance untuk menghadapi dominasi Google dalam bidang kecerdasan buatan.

Baca Juga: Cara Keluar Grup WhatsApp Diam-Diam Tanpa Diketahui Orang Lain, Begini Caranya

Google, sebagai pelopor dalam industri kecerdasan buatan, telah menghasilkan LaMDA sebagai model bahasa utamanya. Di sisi lain, ByteDance, sebuah perusahaan teknologi terkemuka dari China, telah melakukan investasi besar dalam pengembangan kecerdasan buatan melalui WuDao 2.0. WuDao 2.0 memiliki potensi untuk menantang dominasi Google dalam bidang ini. Keberadaan WuDao 2.0 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan China mampu menghasilkan model bahasa yang sebanding dengan teknologi Barat, yang meningkatkan persaingan antara ByteDance dan Google dalam industri kecerdasan buatan yang diprediksi semakin kompetitif di masa depan.***

Editor: Rifqiyudin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x