HALOYOUTH – Sherly Annavita Rahmi merupakan lulusan dari Universitas Paramadina, jurusan Hubungan Internsional. Ia mengulas sebuah buku yang menurutnya dalam buku tersebut terdapat kata-kata yang menarik dan sangat mendalam.
Buku tersebut yang berjudul Sang Pemuda karya Muhammad Elvandi. Seorang yang bernama Elvandi ini merupakan seorang intelektual, ia menyelesaikan pendidikan strata satunya di Universitas Al Azhar Kairo, strata duanya di Institute Europeen des Sciences Humaines, dan strata tiganya yaitu di University of Manchester Inggris.
Saat ini tengah menggerakan komunitas bernama MUDA Community dan Elite Circle. Sebuah kegiatan mental ship yang digagas oleh Elvandi yang bertujuan untuk membangun jejaring generasi muda dari berbagai bidang keilmuan.
Baca Juga: Angelina Sondakh Sebut Tak Ada yang Bisa Korupsi Sendiri, Begini Kata Denny Darko
Buku yang berjudul Sang Pemuda ini merupakan hasil dari gagasannya selama bertahun-tahun. ketika menyelesaikan study-nya diluar negeri, sehingga pembahasannya sangat menyeluruh menggunakan metode pendekatan yang menurut seorang Sherly Annavita Rahmi itu luas.
Terutama untuk anak-anak muda yang sering galau, membanding-bandingi dengan orang, overthinking, atau inscure dengan diri sendiri. Menurut Sherly buku itu merupakan buku yang tepat untuk menjawab semua keresahan tadi.
Tiga hal yang dibahas oleh seorang Sherly dalam buku yang berjudul Sang Pemuda karya Muahammad Elvandi itu, namun disini yang dibahas hanya satu point saja.
"Tidak ada alasan bagi anak muda untuk berfikir Interior," ucap Sherly dikutip Haloyouth dari kanal YouTube Sherly Annavita Rahmi pada Rabu, 13 April 2022.
Baca Juga: Stranger Things Season 4 Rilis Trailer, Kembalinya Upside Down yang Mengerikan
Semua syarat perubahan itu ada pada anak muda. Mulai dari energi yang masih sangat membuncah, waktu, tenaga, keingintahuan, idealisme, semangat melawan arus, dsb.
Dalam buku itu Sherly menerangkan bahwa jika ingin terjadi perubahan dalam suatu wilayah, suatu daerah, atau suatu negara, maka hal yang pertama yang harus disiapkan adalah ‘karakter anak mudanya’.
Baik buruk masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kapasitas anak mudanya dalam melakukan hal: mengenal potensi dirinya, menentukan goal atau target hidupnya, dan merencanakan jalannya hingga mampu membangun karya sebagai ‘masterpiece’ minimal bagi hidupnya.
Namun, nyatanya ada yang mencapai versi terbaknya dan ada pula yang tidak. Hal ini tentu ada pengaruh apa yang membedakan dua tipikal manusia ini. Dengan kita memahami kedua hal tadi, kita coba menyelami diri sendiri maka kita akan tahu.
Tanggungjawab sosial dan kontribusi apa yang bisa kita berikan untuk orang lain. Pada akhirnya sampai pada titik kebermanfaatan.
Dengan mengenal apa potensi yang ada pada diri, kita akan mengenal diri sendiri dan membuat kita menjadi pecaya diri, dan tidak perlu membandingkan diri kita dengan kemampuan yang dimiliki orang lain.*