HALOYOUTH- Apa itu tantrum pada anak?disebutka tantrum merupakan hal yang sering kita temui pada anak-anak.
Tantrum adalah ledakan emosi yang dirasakan oleh anak-anak bahkan orang dewasa yang memiliki masalah dalam emosional.
Pada umumnya tantrum pada anak terjadi pada usia 1,5-2 tahun dan sebaiknya sudah hilang pada usia 4-5 tahun.
Hal tersebut karena pada Alanak usia 1,5-2 tahun memiliki kendala bahasa yang belum lancar sehingga anak belum bisa mengenali emosi yang dirasakannya.
Baca Juga: Moms, Begini Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Ikuti Langkah-langkah Berikut ini
Dalam beberapa kondisi Tantrum yang terjadi pada anak ini bisa membuat orang tua menjadi frustasi.
Lupaan emosi yang dimaksud bisa berupa amukan kemarahan, merengek dan menangis hingga berteriak, menendang memukul, dan menahan napas.
Tantrum biasanya terjadi pada anak laki-laki dan perempuan dan pada umumnya terjadi pada antara rentang usia 1 hingga 3 tahun.
Meski begitu Tantrum adalah bagian normal dari tumbuh kembang anak, karena dengan itulah anak kecil menunjukkan bahwa mereka kesal atau frustrasi.
Kenapa tantrum pada anak biasa terjadi usia 1-3 tahun? hal ini disebabkan karena keterampilan sosial dan emosional anak-anak baru mulai berkembang pada usia ini.
Baca Juga: Jangan Bentak Anak! Atau Akan Membuatnya Mengalami 5 Masalah Serius Ini di Kemudian Hari
Karena pada tahap ini anak-anak sering kali tidak memiliki kata-kata untuk mengekspresikan emosi yang besar, bahkan mereka mungkin sedang menguji kemandirian mereka yang semakin besar.
Jadi tantrum pada anak bisa fikatakan salah satu cara anak kecil mengekspresikan dan mengelola perasaan, dan mencoba memahami atau mengubah apa yang terjadi di sekitar mereka.
Meski begitu tak menutup kemungkinan anak-anak yang lebih besar juga bisa mengalami hal yang sama.
Yang tentunya terjadi lantaran mereka belum mempelajari cara yang lebih tepat untuk mengekspresikan atau mengelola perasaan.
Maka perlu kamu ketahui tantrum yang terjadi pada balita dan anak yang lebih besar, bisa disebabkan beberapa hal diantaranya:
Baca Juga: Moms, Begini Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Ikuti Langkah-langkah Berikut ini
1. Stres, lapar, kelelahan, dan stimulasi berlebihan
Hal ini dapat mempersulit anak-anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan dan perilaku.
2. Situasi yang tidak dapat diatasi oleh anak-anak
Misalnya, balita mungkin kesulitan mengatasinya jika anak yang lebih besar mengambil mainan.
3. Emosi yang kuat
Misalnya kekhawatiran, ketakutan, rasa malu dan amarah dapat menjadi beban bagi anak-anak.
4. Temperamen
Dapat memengaruhi seberapa cepat dan kuat reaksi anak-anak terhadap hal-hal seperti peristiwa yang membuat frustrasi. Anak-anak yang mudah marah mungkin lebih cenderung mengamuk.
***