Keajaiban Saat Sebelum Jenazah Abuya Dimyati Banten Dimakamkan

- 23 September 2023, 07:40 WIB
Peziarahan Abuya Dimyati Pandeglang Banten
Peziarahan Abuya Dimyati Pandeglang Banten /Gambar hasil tangkapan layar Kanal YouTube: Ridwan Papadiba/

HALOYOUTH - KH. Muhammad Dimyati atau yang kerap disapa dengan panggilan Abuya Dimyati atau Mbah Dim lahir sekitar pada tahun 1925 di Pandeglang Banten. Beliau merupakan putra dari pasangan H. Muhammad Amin dan Hj. Ruqayah.

Abuya Dimyati dikenal ulama dan guru tarekat yang ‘alim dan wara’. Sejak kecil Abuya Dimyati sudah menampakan kecerdasan dan keshalihannya. Ia belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya, menjelajah tanah Jawa hingga ke pulau Lombok demi memenuhi pundi-pundi keilmuannya.

Semasa hidupnya, Abuya Dimyati lebih menekankan pada pentingnya ngaji dan belajar. Mbah Dim sering mengingatkan kepada para santri dan kyai supaya jangan sampai ngaji ditinggalkan karena kesibukan lain ataupun karena umur. Sebab, ngaji tidak dibatasi umur. Sampai-sampai, kata Mbah Dim, thariqah aing mah ngaji! yang artinya ngaji dan belajar adalah thariqahku.

Abuya Dimyati wafat pada malam Jum'at Pahing, 03 Oktober 2003 M atau bertepatan pada 7 Sya’ban 1424 H, sekitar pukul 03:00 WIB. Umat Muslim, khususnya warga Nahdlatul Ulama telah kehilangan salah seorang ulamanya, KH. Muhammad Dimyati.

Baca Juga: Contoh Mukadimah atau Pembukaan Bahasa Arab Untuk Acara Kematian

Ada kejadian menakjubkan saat sebelum jenazah Beliau dimakamkan. Dirangkum dari berbagai sumber diceritakan pada saat jenazah Abuya diletakkan di atas kasur, tiba-tiba jenazah berguling ke arah lantai. Para santri pun mengangkat kembali ke atas kasur. Namun, Lagi-lagi jenazah berguling ke arah lantai, sampai kejadian tersebut berulang tiga kali.

Tampaknya, Abuya Dimyati seperti memberi isyarat bahwa sudah bukan waktunya lagi merasakan kenikmatan dunia. Nikmat akhirat yang sedang beliau nanti.

Melihat kejadian tersebut, Abuya Muhtadi (Anak Abuya Dimyati) memerintahkan agar kasur diangkat dan sebagai gantinya dihamparkan tikar. Perintah itu dilaksanakan dan jenazah Buya diletakkan di atas tikar. Perintah mengganti kasur itu rupanya yang diinginkan jenazah Buya. Beliau tidak bergeming, diam di atas tikar yang dihamparkan.

Sekitar satu jam semua pentakziah menunggu, jenazah pun disholatkan. Kurung batang yang dipakai untuk mengusung jenazah Abuya hanya terbuat dari bambu yang dianyam sederhana, jauh dari kesan megah.

Halaman:

Editor: Bakri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x