Ciri Masyarakat Indonesia Menurut Fahruddin Faiz Berdasarkan Pancasila, Mahasiswa Filsafat Wajib Tahu

- 10 Agustus 2023, 14:12 WIB
Ilustrasi/Aliran Filsafat Pendidikan
Ilustrasi/Aliran Filsafat Pendidikan /

HALOYOUTH - Kebudayaan masyarakat timur, atau lebih spesifik Indonesia, berbeda dengan barat. Masyarakat timur memiliki ajaran mengenai keluruhan budi dengan kesuburan alamnya. Bahkan, Indonesia disebut-sebut sebagai Atlantis yang hilang oleh salah seorang peneliti Brazil.

Memang masih banyak perdebatan di kalangan ilmuwan mengenai letak Atlantis. Bicara hal-hal yang telah lampau sangatlah sulit. Jejaknya terhapus oleh waktu, keadaan alam sekaligus perkembangan manusia.

Tapi pernahkah kamu tau bagaimana ciri masyarakat timur atau Nusantara?

Dilansir Haloyouth.com dari Ngaji Filsafatnya Fahruddin Faiz yang diunggah melalui Kanal Youtube MJS Channel, berikut penjelasan ciri-ciri masyarakat Indonesia. Menurutnya, ciri masyarakat Indonesia secara umum bisa dilihat dari dasar negara, yakni Pancasila.

Sila pertama menjadi cirinya; Ketuhanan. Familiar bagi kita mengenai Ketuhanan. Keberadaan semesta beserta seluruh isinya, termasuk manusia adalah wujud daripada keberadaan Sang Maha Pencipta, Tuhan.

Masyarakat Nusantara memiliki keyakinan. Segala ucapan maupun tindakan dalam hidup tidak lain sebagai bakti kepada Tuhan.

Baca Juga: Jangan Risau, Inilah Trik Psikologis Cara Menghadapi Orang yang Ingin Selalu Menang Sendiri

Lalu, takdir. Siapa pula yang tak percaya takdir. Seluruh peristiwa yang terjadi adalah takdir. Begitulah cara masyarakat belajar tentang ikhlas. Bukan berarti menyerah, melainkan diakui terlebih dahulu, lalu berupaya merubahnya jika memungkinkan dan baik.

Selain itu, menurutnya masyarakat Nusantara percaya dengan yang immaterial atau supranatural. Biasa kita sebut sebagai alam gaib. Kalau masyarakat Barat, umumnya hanya percaya dengan yang fisik. Cara berpikirnya positivistik. Tidak percaya kepada hal yang tidak mampu dijangkau atau metafisik.

Tidak heran katanya jika terdapat banyak aliran kebatinan beserta mitos-mitos mistik di Nusantara. Oleh karena mengakui adanya hal-hal yang bersifat supranatural, maka hakikat atau kedalaman adalah salah satu ciri lainnya.

Atas segala yang tampak, masyarakat Nusantara coba menelusuri makna di dalamnya. Tidak puas jika makna belum ditemukan.

Sila kedua Pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab juga termasuk. Ini terkait susila, atau biasa kita sebut akhlak, adab, tata krama dan sebagainya.

Baca Juga: Malam Jumat Waktu yang Mustajab untuk Berdoa kepada Allah Swt, Ini Alasannya

Hal yang utama menjadi manusia adalah jika seseorang menjunjung tinggi kemanusiaan. Tidak peduli latar belakang keluarga, kekayaan, maupun status sosial.

Sila ketiga dan keempat, menurutnya bisa diungkap melalui sesuatu yang di cengkram oleh garuda, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Solidaritas merupakan nilai yang dijunjung oleh masyarakat Nusantara. Segala sesuatu kita lakukan dengan gotong royong.

Bahkan ada slogan mengenai kerukunan masyarakat Nusantara, yaitu makan tidak makan yang penting kumpul, kalau sudah kumpul pasti makan. Alam yang subur memberikan kebahagiaan bagi manusia, maka manusia pun hidup rukun menjaga kedamaian.

Dan terakhir, simbol. Itulah menurutnya cara kita mengungkapkan sesuatu. Seperti para wali yang menyebarkan Islam melalui kesenian atau masyarakat Hindu-Budha yang membentuk candi-candi.

Simbol merupakan perwujudan ungkapan cinta. Bisa dalam berbagai bentuk yang beragam. Itulah sekiranya ciri masyarakat Nusantara.

Kita tak perlu heran jika terkait Pancasila, Soekarno sendiri mengatakan bahwa Pancasila tidak ia ciptakan, melainkan ia angkat kembali ke permukaan dari kedalaman budaya masyarakat Nusantara.***

Editor: Rifqiyudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x