Syekh Siti Jenar Ajarkan 'Mati' Kepada Pasukan Laskar Muslim Cirebon

- 28 Oktober 2021, 15:14 WIB
Ilustrasi Syekh Siti Jenar
Ilustrasi Syekh Siti Jenar /Gurauanwarga/

HALOYOUTH - Ajaran Syeh Siti Jenar memang tidak ada habis-habisnya diperbincangkan meski rentang waktu dimana ia hidup dengan zaman sekarang sangatlah jauh. Ajaran dimaksud adalah tentang hakikat kematian manusia. Meskipun keberadaan sosoknya kontroversial, ilmu yang berkenaan dengannya terus tersebar luas seiring dengan banyaknya asumsi yang menyebut, bahwa tokoh ini keberadaannya tidak dapat dibuktikan oleh sejarah.

Dalam banyak rujukan pustaka, ajaran yang disampaikan Syeh Siti Jenar selalu dianggap tidak lazim oleh karena adanya hegemoni tafsir agama yang sengaja dibuat oleh orang-orang tertentu, termasuk ajarannya tentang Kematian Manusia.

Sebagai pengulas, saya tidak akan banyak membicarakan mengenai kontroversi ajarannya yang kadung dianggap rusak oleh banyak pihak, kecuali hanya sebatas pengantar untuk ulasan ini.

Mengikuti wasiat penulis buku yang diulas ini, saya juga tidak berharap pembaca mengamini semua narasi yang dikemukakan disini, karena memang tulisan ini dibuat bukan untuk menghegemoni pikiran pembaca. Gamblangnya, setiap pembaca boleh mempercayainya atau mengkritisinya dengan catatan, pembaca juga memiliki rujukan yang jelas.

Takhayul di Medan Tempur

Dalam buku Suluk SANG PEMBAHARU Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar (Buku ke-5) karangan Agus Sunyoto ditulis, Kecamuk perang di tlatah Cirebon yang dipertuan Raden Walangsungsang dengan Rajagaluh terjadi secara tidak seimbang. Perang yang dimulai dengan terpancingnya wilayah Kuningan oleh Rajagaluh tersebut, pada gilirannya harus menyeret Cirebon untuk melangsungkan perang terbuka, meski kedua kerajaan ini dialiri oleh darah leluhur yang sama.

Meski Raden Walangsungsang dikenal pandai dalam mengatur siasat perang, apa daya, kekalahan demi kekalahan terus terjadi di pihak Cirebon. Penyebabnya, selain pasukan tempur tidak seimbang diantara keduanya, pasukan Cirebon juga telah termakan takhayul-takhayul dari musuh.

Kabar kekalahan ini pada gilirannya sampai pula ke Padukuhan Lemah Abang, tempat dimana Syeh Siti Jenar berada. Rupanya, Tun Abdul Qadir diam-diam telah membentuk semacam lingkaran warta di berbagai tempat yang saling menyambung. Melalui lingkaran warta yang dikuasai kaki tangan pemberontak asal kampung pulau Upih di Malaka itulah semua perkembangan di garis depan
pertempuran dapat diketahui bahkan hingga Lemah Abang.

Berita kekalahan pasukan Cirebon di medan tempur yang sampai ke Lemah Abang ternyata sering menyedihkan dan bahkan menjengkelkan, terutama bagi Syeh Abdul Jalil atau Syeh Siti Jenar. Sebab berita-berita yang sampai ke Lemah Abang nyaris berisi kekonyolan-kekonyolan laskar muslim Caruban yang sulit dinalar.

Halaman:

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x