Bahaya Ngalap Berkah yang Tidak Syar'i, Islam Bisa Batal Jika...

- 30 April 2024, 02:20 WIB
Bahaya Ngalap Berkah yang Tidak Syar'i, Islam Bisa Batal Jika...
Bahaya Ngalap Berkah yang Tidak Syar'i, Islam Bisa Batal Jika... /Pixabay

HALOYOUTH - Ngalap berkah atau tabarruk adalah sebuah perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan berkah. Berkah itu sendiri berarti kebaikan yang banyak, berasal dari kata ba-ra-ka yang artinya kebaikan yang tumbuh dan membesar.

Dahulu orang-orang musyrikin tabarruk atau ngalap berkah kepada berhala-berhalanya. Diantaranya yang terbesar adalah; Latta, Uzza & Manat.

Latta adalah batu besar yang terletak di Tha’if, asalnya adalah orang shalih yang dermawan. Semasa hidupnya Latta bersedekah dengan memberi makanan kepada para peziarah yang datang ke Makkah menunaikan haji. Ketika dia mati, orang-orang berdiam di kuburannya sampai akhirnya dibuat patungnya.

Baca Juga: Penting Disimak! Intisari Ajaran Islam yang Wajib Kamu Ketahui Agar Selamat Dunia Akhirat

Adapun Uzza adalah pohon Bidara yang diagungkan, dikenakan padanya kain dan dibangun disekelilingnya bangunan. Uzza terletak antara Makkah dan Tha’if. Saat Makkah kembali ke pangkuan muslimin, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengutus Khalid bin Walid menebang pohon ini dan menghancurkan bangunannya.

Sedangkan Manat adalah batu besar yang terletak antara Makkah dan Madinah. Tabarruk atau ngalap berkah kepada orang, benda atau tempat yang tidak ada keterangannya dari syariat bahwa ia memuat keberkahan adalah perbuatan yang haram dan bahkan syirik atau mengantarkan kepada kesyirikan.

Abu Waqid Al-Laitsi, seorang shahabat Nabi menuturkan; Suatu hari kami pergi bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ke Hunain. Ketika itu kami baru masuk Islam. Orang-orang musyrikin pada saat itu punya kebiasaan menggantungkan senjata-senjata mereka sebelum perang di sebuah pohon Bidara (bertabarruk/ngalap berkah), yang disebut dengan Dzatu Anwath.

Hingga akhirnya di perjalanan kami pun melewati sebuah pohon Bidara. Kami berkata kepada Rasulullah;

“Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzatu Anwath seperti mereka punya Dzatu Anwath” Lalu dengan terperanjat Nabi bertakbir mengucapkan “Allahu Akbar! Sesungguhnya ini adalah kebiasaan -demi Allah- persis seperti ucapan Bani Israil kepada Musa; “Buatkan untuk kami tuhan seperti mereka punya tuhan-tuhan. Sesungguhnya kalian kaum yang jahil.”

Halaman:

Editor: Nurhendra Wibowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah