Tips Mengendalikan Rasa Kecewa Menurut Psikolog Analisis Widyaningrum

17 Maret 2022, 18:21 WIB
potret Analisa Widyaningrum /Tangkapan layar YouTube Analisis Channel/

HALOYOUTH - Siapa yang tidak kenal dengan psikolog cantik dengan segudang prestasi, Analisa Widyaningrum.

Analisa Widyaningrum dikenal sebagai seorang psikolog yang aktif menyebarkan inspirasi pada kanal media sosial termasuk channel YouTube miliknya, dengan nama Analisa Channel.

Nah, pada kanal YouTube miliknya yang diunggah pada 30 Januari 2021, Analisa membahas tentang kecewa. Kecewa tentang ekspektasi, resolusi dan semua hal dalam kehidupan.

Berbiacara tentang kecewa, siapa sih manusia yang tidak pernah merasakan kecewa? Semua manusia pasti pernah merasakan kecewa dalam hidupnya.

Baca Juga: 45 Nama Bayi Laki-laki Kembar Islam Modern, Lengkap dengan Artinya

Kecewa merupakan kata sifat, perasaan atau jenis emosi yang terkadang tidak disadari oleh seseorang, karena intangible atau tidak tampak.

Menurut psikolog Analisa, kecewa merupakan rasa yang timbul dalam diri atau emosi, sehingga seseorang itu merasa ada penghalang antara apa yang dia harapkan dengan ekspektasi.

"Orang-orang kecewa ini, sebenarnya adalah sedang dihadiri oleh perasaan yang disebut dengan emosi, yang dia merasa ada gap (celah) antara apa yang dia harapkan, ekspektasi dengan realiti itu ada jurang," ucap Analisa.

Baca Juga: Referensi Contoh Teks Naskah Pembawa Acara di Bulan Ramadhan

Nah, berbicara tentang kecewa, ternyata menurut psikolog Analisa rasa kecewa yang kita rasakan bisa menjadi motivasi kita lho. Dengan begitu, kita bisa mengendalikan rasa kecewa untuk mengubahnya menjadi hal yang positif.

"Coba temen-temen list lagi, cek lagi, kenapa sih kecewa ini muncul? Apa sih yang membuat dia itu merasakan kekecewaan ini sampai akhirnya dia punya satu cara untuk melepaskan kekecewaan dia dengan: Mengubah sudut pandang kecewa, diposisikan menjadi sudut pandang yang berbeda," tuturnya.

Cara mudah mengendalikan kecewa adalah yang pertama, mengubah sudut pandang kecewa, diposisikan menjadi sudut pandang yang berbeda.

Misalnya, ketika kita merasa kecewa dengan resolusi yang telah kita buat, karena tidak sesuai dengan ekspektasi, kita menjadi enggan untuk membuat resolusi yang baru, karena takut kecewa lagi.

Baca Juga: Selalu Diabaikan, Inilah 3 Manfaat dan Khasiat Buah Mengkudu yang Jarang Diketahui

Padahal tidak begitu, jika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, kita akan melihat bahwa semua resolusi yang kita anggap tidak sesuai dengan ekspkektasi tenyata ada kebaikan didalamnya.

Kemudian yang kedua, menerima kehadiran kecewa dengan penuh kesadaran diri. Nah, ini merupakan level tertinggi dari sebuah kata penerimaan dalam suatu kekecewaan.

"Jadi seolah kita mengembrace (merangkul) bahwa ketakutan itu ada, tapi kita siap untuk ada diperasaan itu," tuturnya.

Ya, karena sejatinya setiap kekecewaan pasti akan selalu kita terima dari setiap takdir yang kita jalani, entah itu dari orang terdekat, impian yang tidak terwujud nyata, atau bahkan kita dikecewakan oleh diri kita sendiri.

Cara mengendalikan kecewa yang ketiga menurut Analisa yaitu, memberikan ranting pada rasa kecewa.

Baca Juga: Selalu Diabaikan, Inilah 3 Manfaat dan Khasiat Buah Mengkudu yang Jarang Diketahui

Memberikan ranting atau nilai pada setiap kecewa yang kita terima, dengan begitu kita akan menemukan pola untuk menurunkan ranting kekecewaan, dan itu merupakan proses yang harus kita hargai.

"Karena sebenarnya, kalau kita bicara tentang kecewa, bahwa kita bisa bermain dalam playground kehidupan," tuturnya.

Menurut psikolog Analisa, kehidupan itu seperti playground (tempat bermain), kita bukan hanya diminta untuk bermain, tapi juga belajar untuk menemukan pola dan makna.

Mereka yang paham aturan mainnya, tidak akan mudah kecewa. Melainkan, mereka akan lebih mudah mencari sumber bahagia.

"Ketika kita paham apa yang dicari di dunia, maka kita akan mudah mengendalikan rasa kecewa," ucapnya.

Baca Juga: Mengejutkan, Inilah 3 Buah-buahan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil

Terakhir sebagai penutup videonya, Analisa berpesan bahwa:

"Semua bukan tentang hitungan matematika, kalau kita kecewa ini bukan lagi tentang 1+1=2, tapi bagaimana kita bisa memaknai proses apa pentingnya kecewa itu untuk proses kita, untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya," pungkasnya.***

 

 

Sumber: 

Sumber foto: 

 

Editor: Mukhamad Rozali

Sumber: YouTube Analisis Channel

Tags

Terkini

Terpopuler