Tanggapi Pertanyaan Siti Fadilah Supari soal Vaksinasi, Jubir Kemenkes: Kita Masih Jauh dari Target

2 Juli 2021, 15:20 WIB
Ilustrasi vaksinasi / pixabay/TheDigitalArtist

HALOYOUTH - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) RI era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyo dan Jusuf Kalla Siti Fadilah Supari membandingkan program vaksinasi yang sedang berjalan dengan ledakan kasus harian Covid-19 di Indonesia.

Siti Fadilah Supari bertanya mengapa kasus kematian Covid-19 di Indonesia semakin tinggi padahal program vaksinasi yang dilakukan sudah 6 bulan berjalan.

"Sebelum vaksinasi yang dimulai itu morbiditas (kasus positif) dan mortalitas (angka kematian) itu berapa ? Setelah vaksinasi dimulai kira-kira 10 juta orang divaksin, morbiditas dan mortalitas seperti apa, kok malah meningkat?," Ujar Siti Fadilah yang dikutip Haloyouth-Pikiran-Rakyat.com dari Instagram @asumsico.

Baca Juga: Kasus Covid Meningkat hingga Rumah Sakit Penuh, Eks Menkes Siti Fadilah Supari: Vaksinasi Sia-sia

Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh juru bicara kementerian kesehatan (kemenkes) Siti Nadia Tarmizi yang mengatakan bahwa kita belum mencapai target vaksinasi.

Target yang seharusnya mencapai 60-70 persen masih jauh dari saat ini yang hanya mencapai 8 persen atau 13 juta penduduk Indonesia.

Hal tersebut tentu belum mampu memicu herd immunity agar masyarakat mampu mengatasi virus tersebut, sehingga kasus kematian tetap tinggi.

Baca Juga: Covid-19 Meledak hingga Tembus 2.203.108 kasus, Eks Sesmen BUMN: Ya Allah Hentikan Wabah ini Dimuka Bumi

"Karena masih banyak yang belum divaksin ya, baru 13 juta yang mendapat vaksinasi lengkap. Jadi level proteksi komunitasnya belum cukup," Ujar Nadia.

Nadia juga menyampaikan bahwa vaksin bukan untuk mengobati, namun untuk mencegah orang sehat terkena Covid-19.

Meski individu sudah divaksin, namun apabila tidak menjaga protokol kesehatan tetap saja akan tertular karena komunitasnya masih rentan.

Baca Juga: Mengejutkan! Terhitung Hanya 4 Bulan TPU Rorotan Jakarta Utara Kantongi Puluhan Ribu Jenazah Covid-19

"Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi yang berarti laju penularan tinggi. Juga ada varian baru membuat kita perlu menjaga protokol kesehatan," Lanjut Nadia.

Lebih lanjut Nadia juga menyampaikan ada perbedaan kasus Flu Burung dengan Covid-19, dimana varian Covid-19 lebih cepat bermutasi dan sangat banyak variannya.

Selain itu masih ada masyarakat yang menolak adanya Covid-19 bahkan sampai mendemo pemerintah daerah untuk menghentikan Swab Antigen di Madura.

Baca Juga: Vaksinasi Terus Berjalan , Mengapa Kemenkes Belum Jadwalkan Vaksinasi untuk Anak-anak?

Masyarakat yang kurang teredukasi mengenai pandemi ini membuat Indonesia kembali masuk pada fase kritis karena Covid-19.

Saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memerintahkan untuk PPKM Micro sebagai solusi alternatif mengatasi lonjakan yang tinggi.

Luhut Binsar Panjaitan sebagai komandan PPKM Micro Jawa-Bali pun akan memperketat DKI Jakarta.

Baca Juga: Catat! Begini 14 Panduan Kemenkes saat Lakukan Isolasi Mandiri di Rumah

Sementara itu, selagi PPKM berjalan, pemerintah akan gencar untuk mengadakan vaksinasi massal 2,5 juta dosis perhari untuk mengejar target her immunity di akhir tahun.***

Editor: Muhammad Jejen

Sumber: Instagram @asumsico

Tags

Terkini

Terpopuler