Tuai Kritikan, Pengamat Nilai Penunjukan Maudy Ayunda Jadi Jubir G20 Indonesia Hanya Gimmick Pemerintah

18 April 2022, 14:15 WIB
Maudy Ayunda didaulat menjadi Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia /Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden/

HALOYOUTH – Penunjukkan Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia menuai kritikan.

Sejumlah pengamat menilai keputusan Indonesia untuk menunjuk penyanyi dan aktris Maudy Ayunda hanyalah upaya pemerintah Indonesia untuk menggaet populasi muda.

Tak tanggung-tanggung, tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil langkah itu dianggap sebagai upaya merayu populasi muda yang tengah menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi.

Seperti diketahui, lebih dari setengah penduduk Indonesia di bawah 35 tahun dan tingkat pengangguran untuk mereka yang berusia 16-30 tahun berjumlah 14 persen tahun lalu.

“Penunjukkan simbolis ini merupakan bagian dari upaya meredam kritikan dari kaum muda terhadap isu-isu kritis, seperti pekerjaan dan pelayanan publik,” kata Peneliti Politik Badan Riset dan Inoveasi Nasional, Wasisto Raharjo sebagaimana dikutip Haloyouth.com dari Bloomberg pada Senin, 18 April 2022.

Baca Juga: Jadi Jubir Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda: Kalau Tidak Sekarang, Kapan Lagi?

Menurutnya, meski itulah tujuan Jokowi sebenarnya, sayangnya pemerintah hanya peduli pada anak muda di perkotaan dan melupakan mereka yang berada di pedesaan.

“Jangkauan pemerintah condong ke kaum muda perkotaan yang memiliki hak istimewa, sementara meninggalkan mayoritas yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di daerah pedesaan,” ujarnya.

Wasisto menyebut, pada kenyataannya anak muda di Indonesia berpotensi menjadi pengangguran dua kali lipat dari tingkat nasional yang sebesar 6,5%. Meskipun pemerintah sudah menyiapkan program pelatihan kerja dan beasiswa untuk pendidkan tinggi yang dikelola negara.

Ia menilai satu dari lima di antaranya tetap tidak bekerja atau belajar.

“Angka yang menjadi pertanda buruk bagi tujuan Indonesia untuk menjadi ekonomi berpenghasilan tinggi pada tahun 2045,” ucapnya.

Baca Juga: Jadi Presidensi G20 dan Tuan Rumah di Bali, Indonesia Genggam Kepercayaan Dunia

Dirinya menyoroti Pemerintah Indonesia yang memilih Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia, padahal tidak memiliki pengalaman diplomatik atau ekonomi. Maudy Ayunda dianggap tak layak untuk berbicara terkait isu-isu sensitive di dunia dalam ajang tersebut.

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (Unair), Irfan Wahyudi menilai bahwa penunjukan Maudy Ayunda masuk akal karena latar belakang pendidikannya di luar negeri dan dorongan pemerintah untuk menciptakan panutan bagi anak muda.

Sayangnya kata dia, Maudy Ayunda kurang cocok untuk menjadi perwakilan G20 di mana diharuskan berbicara tentang isu-isu global.

“Dalam hal ini, pemanfaatan anak muda akan dilihat sebagai gimmick, bukan sebagai fungsi strategis,” pungkasnya.***

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Bloomberg

Tags

Terkini

Terpopuler