Palestina Marah Usai Serangan Udara Israel Menewaskan Pria Disabilitas Hingga Perempuan Hamil

- 20 Mei 2021, 19:48 WIB
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza Palestina, 11 Mei 2021.
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza Palestina, 11 Mei 2021. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

HALOYOUTH - Konflik antara Israel dan Palestina masih menjadi sorotan publik di berbagai negara.

Aksi dukungan terhadap Palestina juga terus berdatangan dari beberapa negara termasuk Indonesia.

Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman mereka terhadap Israel yang melakukan penyerangan kepada Palestina hingga menimbulkan banyak korban jiwa.

Menteri Kesehatan Gaza Palestina melaporkan pembunuhan ‘pria disabilitas, putrinya, dan istrinya yang sedang hamil’ oleh Israel pada Rabu 19 Mei 2021.

Baca Juga: Gak Maen Liburan di Anyer, Dewan Viral Dede Rohana: Sebelum Jadi Dewan Saya Liburannya Sudah Luar Negeri

Wakil Menteri Kesehatan Gaza Palestina, Yousef Abu al-Rish pun menyatakan kemarahannya, dan mengatakan bahwa aksi Israel membunuh orang yang tak bersalah di rumah mereka adalah ‘kejahatan’.

“Berapa banyak lagi yang harus mati, agar dunia dapat memiliki hati nurani?” katanya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis 20 Mei 2021.

Sementara, Tentara Israel tidak memberikan komentar spesifik mengenai serangan yang diluncurkan ke Gaza Palestina pada Rabu 19 Mei 2021 tersebut.

Tentara Israel mengatakan bahwa pihaknya berupaya untuk menghindari ‘kerusakan tambahan’ dari serangan yang ditujukan pada sasaran militer di Gaza Palestina.

Baca Juga: Sekelompok Dukun se-Nusantara Kirimkan Roket Gaib ke Israel

Mereka juga mengatakan berulang kali bahwa roket yang macet dari berbagai kelompok Palestina yang mendarat di Jalur Gaza, bisa jadi bertanggung jawab atas kematian warga sipil di daerah Enklave Palestina tersebut.

Hal itu disampaikan, meski tidak ada indikasi langsung bahwa roket Palestina merupakan penyebab kematian keluarga yang tinggal di Gaza tersebut.

Serangan udara yang diluncurkan Israel pada Rabu 19 Mei 2021 tersebut menewaskan tiga anggota keluarga Palestina di Gaza.

Serangan Israel yang mengenai rumah keluarga di Gaza itu, menewaskan seorang pria Palestina penyandang disabilitas, sang istri yang tengah hamil, dan putri mereka yang berusia tiga tahun.

Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Pilih Rehat Dari Dunia Hiburan Usai Alami Keguguran

Pasangan Eyad Salha (33) dan Amani (33) bersama putri mereka yang bernama Nagham, sedang bersiap-siap untuk makan siang pada Rabu 19 Mei 2021.

Pada saat itu, sebuah misil dari Israel merobek bagian depan gedung yang berada di tepi laut tersebut, dan menghancurkan tiga kamar milik mereka di flat Deir el-Balah, Jalur Gaza Tengah, Palestina.

Ruang tamu keluarga Eyad Salha juga hancur berkeping-keping, dengan sisa-sisa sepeda merah seorang anak yang hancur tergeletak di antara puing-puing itu.

Selain itu, di dalam lemari es mereka, debu berwarna abu-abu menutupi semangkuk tomat merah segar.

Baca Juga: Arsy Menangis dan Ingin Pulang ke Indonesia Usai Mendengar Kabar Aurel Hermansyah Keguguran

Adik Eyad Salha, Omar Salha (31) yang putus asa di kamar mayat mengatakan bahwa kakaknya tidak dapat berjalan selama 14 tahun dan bukan seorang pejuang bersenjata.

“Apa yang dilakukan kakak saya? Dia hanya duduk di kursi rodanya. Apa yang pernah dilakukan putrinya? Apa yang istrinya lakukan?” tuturnya.

Saat serangan Israel mengenai kediaman sang kakak, Omar Salha sedang bersama para tetangga.

“Mereka (keluarga Eyad Salha) baru saja bersiap-siap untuk makan siang,” ucapnya.

Baca Juga: Oki Setiana Dewi Bantah Pernah Jadi Istri Siri Ustaz Uje

Omar Salha mengatakan sang kakak tidak memiliki pekerjaan, dan berbagai apartemen dengan ibu serta tiga saudaranya.

Seperti banyak orang lain di Gaza yang miskin, mereka mengandalkan bantuan dari badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Sang ibu, Umm Eyad juga tidak berada di rumah saat serangan Israel itu menewaskan anaknya. Dia pergi dua hari sebelumnya, untuk tinggal bersama sang kakak.

Umm Eyad mengira rumahnya akan lebih aman selama pengeboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza Palestina.

Baca Juga: Ikatan Cinta Kamis 20 Mei 2021, Bikin Ngakak! Andin Ngidam Jadi Tukang Ojeg Online

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Palestina Marah: Berapa Banyak Lagi yang Harus Mati Agar Dunia Punya Hati Nurani?'.

“Dia berdoa agar situasi tersebut tenang, dia meninggal sambil menunggu bayi yang akan lahir,” ujarnya.*** (Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)

Editor: Nahrul Muhilmi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x