HALOYOUTH - Keputusan Surya Paloh yang dinilai sepihak memilih Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon wakil Presiden mendampingi Anis Baswedan di Pemilu 2024 mengejutkan Partai Demokrat.
Bahkan, partai gagasan SBY ini menilai deklarasi pencawapresan Cak Imin oleh NasDem merupakan bentuk pengkhianatan dari komitmen dan perjanjian dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
“Bagi kami ini tentu bagian dari pengkhianatan terhadap Koalisi Perubahan. Karena, komitmen kita setara dan sejajar, sudah ada 6 pasal (poin) di dalam koalisi itu. Semua kita komunikasikan dengan baik, bukan malah bersekongkol atau diam-diam di belakang," kata Jubir Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan Pers di Cikeas, Bogor Jawa Barat.
Melalui Jubirnya, partai berlogo bintang mercy ini tidak menyangka akan diabaikan oleh koalisi.
“Kami Partai Demokrat kaget menghadapi situasi saat ini dan juga menyesalkan, tidak menduga bagaimana teman-teman NasDem dan Mas Anies di belakang kami bersekongkol membuat koalisi baru," tambahnya
"Ini suatu bentuk, bagi kami, adalah praktik politik yang tidak pas, tidak sesuai dengan yang kami pikirkan dan kami rasakan,” katanya
Herzaky yang menyebut NasDem dan Anies sebagai mantan teman koalisi Demokrat, menyayangkan komunikasi antara kedua partai. Padahal menurutnya, hubungan tersebut sudah terjalin selama satu tahun, tetapi berakhir dengan pengkhianatan.
Namun ketika ditanya perihal keputusan Demokrat yang dikabarkan keluar dari KPP, Herzaky membantah, menurutnya, Demokrat tidak keluar atau mengundurkan diri, melainkan kolisi tersebut otomatis bubar usai Anis dan Cak Imim dideklarasikan sebagai pasangan Bacapres dan Bacawapres.