Namun, saat dalam kondisi buruk, Jojo bisa tampil sangat berbeda dan sering kali mengalami kekalahan yang tidak semestinya.
Inilah alasan kedua mengapa Axelsen tetap menjadi unggulan kuat pada semifinal China Open yang digelar di Changzhou Olympic Sports Centre Xincheng Gymnasium.
Mungkin seiring berjalannya waktu, Jojo akan menjadi pemain yang lebih baik.
Namun, Axelsen memiliki mental juara seperti monster, mengingat pengalamannya yang sangat luas dalam mencapai babak akhir BWF World Tour.
Turnamen Super 1000 bukanlah masalah besar bagi Axelsen, dan pada tahun 2023 saja, ayah dari Vega Axelsen telah memenangkan Malaysia Open dan Indonesia Open, sementara sepanjang kariernya, Jojo belum pernah mencapai final dari level tertinggi.
Namun, dalam olahraga, selalu ada ruang untuk anomali dan keajaiban terjadi, seperti yang terjadi di semifinal French Open 2019.
Kala itu, Jonatan Christie adalah underdog berat, terutama setelah kehilangan gim pertama 21-7. Namun, Viktor Axelsen akhirnya menjadi korban comeback luar biasa Jojo dengan skor 22-20 dan 21-19.***