Sintren Indramayu, Tarian Mistis yang Mengandung Banyak Filosofi

- 6 Agustus 2020, 21:54 WIB
Tarian Sintren Indramayu
Tarian Sintren Indramayu /Indramayukab.go.id/

Budaya Sintren memang dikenal dengan kemistisannya, penari Sintren menari dengan keadaan tidak sadar.

Ketika penari Sintren sudah mulai meliangliukkan tubuhnya, diteruskan dengan acara 'balangan'.

 

Maksud dari balangan adalah melempar kain yang dibagian sampingnya digunakan untuk menyimpan uang.

Setelah terkena balangan penari akan terjatuh dan ditangkap sang dayang. Penari Sintren dapat dibangunkan kembali oleh sang dayang, kemudian menari seperti semula.

Filosofi dari budaya Sintren adalah tarian ini merupakan ekspresi bentuk kebebasan dan menolak adanya batasan-batasan.

Baca Juga: Korban Akibat Ledakan Beirut Terus Bertambah

Tetapi, tidak berani diucapkan secara lantang dan terang-terangan karena ketakutan dengan penguasa.

Ketika zaman penjajahan dahulu Sintren digunakan untuk perjuangan melawan kolonial melalui syair-syairnya yang dapat didengarkan oleh pemuda-pemuda yang mengelilinginya.

Dengan menggunakan kedok wanita sebagai penari, hal ini dilakukan untuk melengahkan perhatian kolonial. Karena kala itu kolonial sering mabuk-mabukan diiringi dengan penari tayub.

Halaman:

Editor: Alvin Aditya Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x