Syekh Nawawi Al Bantani, Intip Biografi Ulama Tanah Jawara yang Mendunia

- 18 November 2023, 15:05 WIB
Syekh Nawawi Al Bantani, Intip Biografi Ulama Tanah Jawara yang Mendunia
Syekh Nawawi Al Bantani, Intip Biografi Ulama Tanah Jawara yang Mendunia /Tangkapan layar/Instagram @maktabah_rizkiawaniyah

HALOYOUTH - Sudah tidak asing lagi kita mendengar laqob Syekh Nawawi Al Bantani. Dikatakan tak afdhol rasanya, jika tak mengenal lebih dalam ulama istemewa ini. Beliau memiliki nama lengkap Abu Abd al-Mu’ti Muhammad Nawawi ibn Umar at-Tanari al-Jawi al-Bantani.

Beliau lahir di desa Tanara, Serang, Banten pada tahun 1230 H/1815 M dan wafat pada 25 Syawal tahun 1314 H/1897 M, tepat dalam usia ke-84 tahun, Allahumma yarham. Pemakaman Ma’la, Makkah, di sinilah tempat beliau di makamkan, berdekatan dengan makam Ibn Hajar dan Asma bin Abu Bakr ash-Shiddiq. Luar biasa lagi, Allah swt. mengambilnya saat beliau sedang menulis sebuah tulisan yang menguraikan tentang Manhaj at-Thalibin. Subhanallah.

Ditinjau dari garis keturunan, beliau tumbuh dalam lingkup keluarga yang saleh serta religius, beliau masih memiliki keturunan dari keluarga raja dan bangsawan kesultanan Banten. Ayahnya KH. Umar bin Arabi, merupakan seorang ulama. Kecerdasan yang diwarisi orang tua dan nenek moyangnya membuat bingkai keulamaan Syekh Nawawi al-Bantani sudah nampak sejak kecil.

Baca Juga: 5 Cara Cepat Menghafal Alquran untuk Anak dan Remaja

Biografi Syekh Nawawi Al Bantani

Kala masih berusia 5 tahun, beliau dibimbing langsung oleh ayahnya, beranjak usia ke-8 tahun beliau menuntut ilmu ke pondok pesantren bersama kedua saudaranya, Tamim dan Ahmad Syihabuddin. Di sana mereka berguru kepada Haji Sahal, seorang guru terkenal di Banten kala itu. Kemudian mereka melanjutkan belajarnya kepada Raden Haji Yusuf, ulama terkenal di Purwakarta dan melanjutkan belajarnya di Pesantren daerah Cikampek Jawa Barat.

Pada usia masih dini, 13 tahun, Syekh Nawawi al-Bantani beserta dua saudaranya kembali ke Banten. Pada usia ke 15 tahun, beliau memutuskan untuk pergi ke Makkah disebabkan peperangan di tanah Jawa yang membuat keadaan tidak kondusif, di sana beliau melaksanakan ibadah haji dan bermukim selama 3 tahun untuk menimba ilmu.

Sepulang dari Makkah, beliau sempat menimba ilmu pada seorang ulama di Karawang. Kemudian meneruskan perjuangan almarhum ayahnya untuk mengelola pesantren di rumahnya. Kecerdasan dan pengaruh luas yang dimiliki akhirnya tercium oleh pemerintah Hindia Belanda. Penawaran politik seringkali dilayangkan kepada Syekh Nawawi, namun beliau selalu menolak bekerjasama dengan pemerintah kolonial, keresahan ini membuat beliau mengambil keputusan untuk kembali ke kota Makkah.

Di Makkah, Syekh Nawawi banyak menimba ilmu dari berbagai ulama, baik ulama Nusantara yang menetap di sana atau ulama luar negeri, Syekh Yusuf Sambulaweni dari Mesir misalnya, dan masih banyak lagi. Sedangkan guru beliau di Makkah yaitu Syekh Sayyid Ahmad an-Narawi, Syekh Sayyid Ahmad Dimyati, Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Syekh Muhammad Khatib al-Hanbali, Syekh Abdul Ghani Bima, dan Syekh Yusuf Sambulaweni.

Halaman:

Editor: Nurhendra Wibowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x