Berikut Profil KH Abdullah Kafabihi Mahrus Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri

- 21 April 2024, 03:39 WIB
KH Abdulloh Kafabihi
KH Abdulloh Kafabihi /Media Resmi Pondok Pesantren Lirboyo (lirboyonet)/

HALOYOUTH - Pondok Pesantren Lirboyo merupakan pusat studi Islam yang sudah berkembang berpuluh puluh tahun sebelum Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Nama Lirboyo sendiri merupakan sebuah nama desa yang terletak di Barat sungai Brantas, lembah Gunung Wilis, Kota Kediri.

Tokoh yang pertama kali memberi nama pesantren ini adalah KH. Abdul Karim Mbah karim. Beliau memberi nama Pondok Pesantren Lirboyo karena memang lembaga pendidikan Islam tersebut berdiri kokoh di desa Lirboyo pada tahhun 1910 M

Baca Juga: Ribuan Alumni, Santri dan Wali Santri Lirboyo Berebut Salami Buya Kafa

Saat ini, Pondok Pesantren Lirboyo dipimpimpin oleh KH Abdullah Kafabihi Mahrus atau Buya Kafa

Buya Kafa Lahir di Kediri tanggal 2 September 1960, ia merupakan putra ke-12 dari 14 bersaudara dari pasangan KH. Mahrus Aly dan Ny. Hj Zainab dan cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yaitu KH. Abdul Karim.

Buya Kafa tinggal di Pondok Unit HMC, tepatnya di JL. kh. Abdul Karim Rt.01 Rw.01 Desa Lirboyo Kecamatan Mojoroto, Kota kediri.

Baca Juga: Antusias Alumni, Santri dan Wali Santri Lirboyo Ikuti Halal Bi Halal ke 15

Secara geografis dari sisi timur Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadiat al-Qur’aniyyah (P3HMQ) berjarak 100 m dari pondok induk Lirboyo.

Semasa muda, Buya Kafa mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo tepatnya di Madrasah Hidayatul Mubtadien.

Setelah lulus, Buya Kafa memperdalam ilmunya di Pondok Pesantren Al-Fadllu Kaliwungu, Kendal yang saat itu diasuh oleh KH Dimyathi Ro'is.

Baca Juga: Aplikasi BRImo Permudah Nasabah, Tak Terkecuali Terhadap Kalangan Santri

Dari sekian banyak putra KH. Mahrus Aly, hanya Buya Kafa yang diajak oleh KH Dimyathi Ro'is membacakan Al-Qur'an untuknya, namun dengan syarat ia tidak boleh menceritakan kepada siapa pun tentang Al-Qur'an miliknya.

Cara KH Dimyathi Ro'is mengajarkan Al Quran kepada Buya Kafa sangat unik. dimana KH Dimyathi Ro'is mengajari Buya Kafa tidak terbatas pada ruang dan waktu.

KH Dimyathi Ro'is mengajari Buya Kafa Al-Qur'an di mana-mana, ketika di sawah dia juga mengaji di sawah, ketika di kolam dia juga mengaji di kolam. Dengan hanya berbekal badan dan pakaian yang Buya Kafa kenakan, Buya Kafa sudah siap mengikuti perintah gurunya. Setiap kali, Buya harus berdiri dan menunggu amanat dari gurunya. 

Baca Juga: Makna Jawa Pegon Matan Jurumiyah Bab Kalam dan Pembagiannya Cocok untuk Belajar Santri

Suatu hari Buya Kafa diajak KH Dimyathi Ro'is untuk berziarah ke makam Sunan Ampel, tiba tiba dia diberitahu bahwa nantinya Buya Kafa sendiri akan menjadi penerus KH. Mahrus Ali, seketika Buya Kafa kaget ketika mendengar hal itu, beliaupun langsung bergegas pulang dan memberi tahu ayahnya.

Di usia yang relatif muda kurang lebih 25 tahun Buya Kafa memiliki amanah yang cukup besar, yaitu melanjutkan perjuangan ayahnya untuk menyediakan sebuah pondok pesantren.

Buya Kafa menikahi Seorang wanita shalehah dari Cirebon, Ny. hj. Azzah Nur Laila yang dipilih oleh KH. Mahrus Aly sebagai menantunya Pada tanggal 30 September 1985.

Baca Juga: Doa Kyai dan Santri di Banten untuk Kemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Dari prosesi pernikahan yang dipimpin oleh KH. Mahrus Aly, alhamdulillah sampai saat ini Buya Kafa dan keluarganya hidup sakinah, mawaddah, warrohmah.

Buya Kafa juga merupakan tokoh yang aktif dalam organisasi diantaranya, pernah menjadi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri selama dua periode 2004-2012, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 sebagai ketua Syuriah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Kediri tahun 2009

Buya Kafa kini menjadi salah satu wali utama Pondok Pesantren Lirboyo dan Rektor Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri, melanjutkan amanah yang pernah dipegang oleh ayahnya, KH. Mahrus Aly dan saudaranya KH. Imam Yahya Mahrus. 

Baca Juga: Gelar Nobar Cawapres, Anggap Gibran Kuasai Debat, Santri Milenial Banten Optimis Prabowo-Gibran Menang

dalam menjalankan segala aktifitasnya Buya Kafa tidak pernah memakai celana karena Buya Kafa meskipun sebagai rektor, merasa terikat pada Pondok Pesantren Lirboyo, yang identik dengan Sarung.

Buya Kafa di kalangan Mahasiswa dikenal sebagai orang yang tenang, sabar, ulet, pengertian dengan orang lain, 'alim, dan ilmu tasawufnya sangat tinggi. 

Terbukti ketika Buya Kafa menyampaikan mauidzah hasanahnya beliau berperilaku menunjukkan kebijaksanaannya khususnya dalam bidang tasawuf.

Baca Juga: Pastikan Santri Tidak Terpapar Faham Radikal FKPT Banten Kunjungi Pesantren Modern di Kabupaten Lebak

Tak hanya itu, ketika diundang oleh organisasi yang terkait dengan kemahasiswaan atau lembaga sosial, Buya Kafa selalu hadir meski hanya sebentar, kecuali ada kendala yang sangat berarti.

kesopanan dan kesederhanaan sederhana Buya Kafa dapat dilihat dari cara berpakaiannya, karena bagi Buya Kafa yang terpenting baginya bisa menyebarkan syariat Islam, karena itulah semboyan dalam hidupnya.

Editor: Imam Tantowi

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah